Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 1 December 2023 09:14
Taipei: Tiongkok sepertinya tidak akan mempertimbangkan invasi besar-besaran ke Taiwan untuk saat ini karena adanya tantangan domestik. Setidaknya hal ini disampaikan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, meskipun Beijing sedang berusaha untuk mempengaruhi pemilu mendatang.
“Saya pikir kepemimpinan Tiongkok pada saat ini kewalahan dengan tantangan internalnya,” kata Tsai pada DealBook Summit 2023 di New York, seperti dikutip AFP, Jumat 1 Desember 2023.
“Menurut saya mungkin ini bukan waktunya bagi mereka untuk mempertimbangkan invasi besar-besaran ke Taiwan,” tambahnya dalam rekaman wawancara.
Tsai menanggapi pertanyaan tentang risiko invasi, setelah pertemuan yang diawasi ketat antara presiden AS dan Tiongkok, Joe Biden dan Xi Jinping, di California bulan ini.
Pembicaraan para pemimpin tersebut, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, bertujuan untuk mencegah meningkatnya ketegangan yang berubah menjadi konflik.
Namun Xi dan Biden masih berselisih paham mengenai konflik Taiwan, dimana pemimpin Tiongkok tersebut mengatakan kepada Biden bahwa reunifikasi “tidak dapat dihentikan.”
Tiongkok menganggap Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya, yang suatu hari nanti akan direbut dengan paksa jika perlu.
Namun saat ini, Beijing sedang bergulat dengan tantangan ekonomi, keuangan dan politik dalam negeri, kata Tsai.
“Komunitas internasional juga telah memperjelas bahwa perang bukanlah suatu pilihan,” tambahnya.
“Namun Tiongkok masih ‘tertarik untuk ikut campur’ dalam pemilihan Presiden Taiwan mendatang,” kata Tsai, seraya menambahkan bahwa Beijing berupaya untuk mempengaruhi hasil pemilu agar menguntungkan Taiwan.
“Semua pemilu besar di Taiwan sejak tahun 1996 telah menyaksikan operasi pengaruh serupa dari Tiongkok,” katanya, seraya mencatat bahwa tindakan tersebut mencakup penggunaan ancaman militer dan pemaksaan ekonomi.
“Daripada berharap Beijing akan menyerah pada taktiknya, Taiwan harus fokus pada memperkuat ketahanan demokrasi kita,” tambahnya.
Menanggapi komentar Tsai pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Beijing mengatakan: "Karena Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah Tiongkok, maka tidak ada presiden Taiwan."
Juru Bicara Taiwan Wang Wenbin menambahkan bahwa penting untuk “menentang kemerdekaan Taiwan dan campur tangan eksternal.”
“Sikap keras kepala otoritas (Partai Progresif Demokratik) terhadap kemerdekaan Taiwan dan provokasi mereka yang terus-menerus untuk kemerdekaan pasti akan gagal,” kata Wang, merujuk pada partai Tsai.
Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri akan mengadakan pemilihan presiden pada bulan Januari, sebuah pemilu yang sedang diteliti oleh para pembuat kebijakan di Tiongkok dan Amerika Serikat, karena hal ini dapat menentukan hubungan Taipei dengan Beijing yang semakin suka berperang.
Ketika ditanya apakah upaya Amerika Serikat untuk meningkatkan kemampuan manufaktur chipnya dapat membuat hubungan Washington dengan Taipei menjadi kurang bernilai dalam jangka panjang, Tsai menambahkan bahwa industri semikonduktor Taiwan saat ini tidak dapat digantikan oleh negara lain.
Tsai tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilu mendatang, karena ia akan menyelesaikan maksimal dua masa jabatan.