5 Tips Jitu agar Resolusi Tahun Baru Tidak Berhenti di Tengah Jalan

Ilustrasi: Freepik

5 Tips Jitu agar Resolusi Tahun Baru Tidak Berhenti di Tengah Jalan

Riza Aslam Khaeron • 28 December 2025 14:53

Jakarta: Menjelang pergantian tahun, ajakan "New year, new you" sering memicu semangat untuk berubah—mulai dari hidup lebih sehat, lebih produktif, hingga lebih rapi mengatur keuangan. Namun, resolusi kerap berhenti di tengah jalan bukan karena kita kurang niat, melainkan karena targetnya kurang jelas, terlalu berat, atau tidak disiapkan menghadapi situasi nyata sehari-hari.

Berikut lima tips praktis agar resolusi Tahun Baru 2026 lebih realistis dan lebih mungkin bertahan.
 

Mulai dari Tujuan yang Realistis dan Bisa Dikerjakan

Resolusi yang terlalu luas—misalnya "hidup sehat" atau "lebih sukses"—mudah membuat kita bingung harus memulai dari mana. Ubah menjadi tujuan yang lebih konkret dan terukur. Contohnya, alih-alih sekadar menulis "turun berat badan", tetapkan sasaran yang lebih operasional: ingin merasa lebih bertenaga dan nyaman di tubuh sendiri, lalu turunkan menjadi kebiasaan seperti jalan cepat 20–30 menit sebanyak 3–4 kali seminggu.

Jika ingin "lebih produktif", fokuskan pada perilaku yang bisa diamati, misalnya mengurangi distraksi dengan mematikan notifikasi selama dua jam pertama setiap pagi.
 

Hindari Kalimat yang Mengunci Diri

Melansir BBC, banyak resolusi gagal karena terjebak pola pikir "sekali meleset berarti gagal total". Salah satu pemicunya adalah bahasa yang terlalu kaku. Kalimat seperti "Saya selalu harus olahraga setiap Rabu" atau "Saya tidak pernah makan manis lagi" menciptakan standar sempurna yang sulit dipertahankan.

Lebih aman memakai bahasa yang fleksibel dan tetap jelas, misalnya: "Saya ingin mencoba olahraga terjadwal 2–3 kali seminggu dan melihat ritme yang paling cocok", atau "Saya sedang belajar mengurangi gula, dimulai dari mengganti minuman manis di hari kerja".
 

Siapkan Rencana saat Meleset

Tidak ada rutinitas yang berjalan mulus sepanjang tahun. Akan ada hari lembur, sakit, urusan keluarga, atau suasana hati yang turun. Yang membedakan orang yang berhasil bukan yang tidak pernah meleset, melainkan yang cepat kembali ke jalur.

Siapkan rencana cadangan sejak awal. Jika Anda tidak sempat lari 30 menit, ganti dengan 10 menit peregangan atau jalan santai. Selain itu, terapkan prinsip "reset harian": bila satu hari berantakan, mulai lagi besok tanpa menunggu "Senin depan" atau "awal bulan".
 

Baca Juga:
Empati dengan Korban Bencana, Warga Tangerang Diimbau Rayakan Tahun Baru Sederhana
 

Gunakan Teknik Habit Stacking

Agar kebiasaan baru tidak bergantung pada motivasi, kaitkan kebiasaan itu dengan rutinitas yang sudah pasti dilakukan. Misalnya, setelah menyikat gigi, lakukan 10 squat; setelah membuat kopi atau teh pagi, tulis tiga prioritas kerja hari itu; atau setelah menaruh ponsel di charger malam, baca lima hingga sepuluh halaman buku.

Dukungan lingkungan juga penting. Letakkan buku di dekat bantal agar mudah diambil sebelum tidur, siapkan botol minum di meja kerja, atau taruh sepatu olahraga dekat pintu supaya kebiasaan bergerak terasa lebih ringan untuk dimulai.
 

Buat Resolusi Terasa Positif dan Bermakna

Resolusi yang hanya berisi larangan sering terasa seperti hukuman, sehingga cepat ditinggalkan. Hubungkan target dengan sesuatu yang menggembirakan dan jelas manfaatnya.

Jika ingin menabung, tentukan tujuan yang membuat Anda bersemangat—misalnya dana darurat, rencana liburan, atau biaya kursus—lalu pecah target besar menjadi target mingguan atau bulanan yang lebih ringan.

Sebagai ilustrasi, target Rp1,2 juta setahun dapat diubah menjadi sekitar Rp100 ribu per minggu agar lebih mudah dipantau.

Terakhir, hindari mengubah terlalu banyak hal sekaligus. Memilih dua hingga tiga prioritas utama biasanya lebih efektif dibanding menumpuk resolusi dalam jumlah banyak, karena fokus dan energi tidak terpecah.

Resolusi Tahun Baru bukan ujian kesempurnaan, melainkan proses membangun kebiasaan yang masuk akal untuk hidup Anda sendiri. Mulailah dari langkah kecil, gunakan bahasa yang tidak mengunci, siapkan rencana saat meleset, kaitkan kebiasaan baru dengan rutinitas lama, dan pastikan tujuannya terasa bermakna.

Dengan pendekatan seperti ini, resolusi 2026 akan lebih mungkin bertahan—bukan hanya sampai pertengahan Januari, tetapi sepanjang tahun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Lukman Diah Sari)