Relawan PMI memberikan masker kepada warga di lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru/Dok. PMI Lumajang
Daviq Umar Al Faruq • 24 November 2025 14:46
Lumajang: Aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan dinamis hingga Senin pagi 24 November 2025. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menegaskan bahwa status gunung masih berada pada Level IV atau Awas, yang menuntut kewaspadaan penuh bagi warga, terutama yang tinggal di sekitar sektor tenggara gunung.
Dalam laporan resmi pengamatan periode 24 November 2025 pukul 00.00–06.00 WIB, PVMBG mencatat cuaca di kawasan Semeru berawan hingga mendung dengan suhu 21–22°C. Angin bertiup lemah ke arah timur laut, yang menjadi faktor penting dalam menentukan arah sebaran abu vulkanik jika terjadi letusan lanjutan.
“Pengamatan visual menunjukkan asap kawah bertekanan lemah dengan warna putih dan intensitas sedang. Kolom asap terpantau menjulang setinggi 500–1.000 meter dari puncak kawah. Namun, mayoritas waktu puncak gunung tertutup kabut, sehingga pemantauan visual sering bergantung pada instrumen seismik,” tulis PVMBG dalam laporan mereka.
Selain itu, alat pemantau kegempaan merekam 44 gempa letusan, menandakan aktivitas erupsi yang masih berlanjut, ditambah satu gempa hembusan dan tiga gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3–30 mm. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi pengaruh terhadap kestabilan tubuh gunung.
Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang, dr Rosyidah, mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol keselamatan dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman.
“Penggunaan masker secara rutin saat berada di zona terdampak dapat meminimalkan risiko gangguan kesehatan akibat partikel abu vulkanik dan mencegah ISPA,” ujar Rosyidah.

Aktivitas Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Senin, 24 November 2025. ANTARA/HO-PVMBG
Ia menambahkan, abu vulkanik yang terbawa angin maupun hujan dapat masuk ke saluran pernapasan dan berisiko menimbulkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan kronis.
Warga juga disarankan untuk menjaga jarak dari jalur awan panas, menghindari aktivitas di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi jalur luncuran lava maupun material vulkanik—terutama di Besuk Kobokan dan sekitarnya—serta segera melapor ke fasilitas kesehatan bila mengalami batuk, sesak napas, atau gejala ISPA lainnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang bersama tim medis dan petugas lapangan terus memantau kondisi masyarakat, memastikan ketersediaan masker dan perlengkapan kesehatan di posko pengungsian maupun titik rawan terdampak. PVMBG menekankan bahwa informasi resmi tentang Semeru hanya dapat dipantau melalui rilis resmi PVMBG dan BPBD, untuk memastikan warga menerima data yang valid.