Gubernur Aceh, Muzakir Manaf meninjau langsung lokasi abrasi di Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Foto: Istimewa
Fajri Fatmawati • 18 November 2025 16:28
Aceh Utara: Sebanyak 38 rumah warga di Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, hilang diterjang abrasi pantai. Bekas lokasi permukiman warga tersebut kini berubah menjadi garis pantai, mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur dan mengancam ratusan keluarga lainnya.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), meninjau langsung lokasi bencana dan menetapkan status darurat untuk penanganan cepat. “Saya harapkan secepat mungkin diperbaiki ya, karena ini kalau boleh dikatakan kondisinya darurat. Supaya cepat,” kata Mualem, Selasa, 18 November 2025.
Mualem memastikan akan segera memanggil Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) untuk menindaklanjuti penanganan abrasi agar dampaknya tidak semakin meluas. “Kita tidak ingin ada korban lebih besar lagi. Semua harus kita lakukan dengan cepat,” jelas Mualem.
Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil, yang mendampingi peninjauan, berharap upaya penanganan segera direalisasikan. “Insyaallah Pak Gubernur sudah mengatakan bahwa akan berusaha secepat mungkin sehingga masyarakat Lhok Puuk aman. Mudah-mudahan cepat selesai,” ujar Ismail.
Keuchik Gampong Lhok Puuk, T. Bakhtiar, menjelaskan dari total 475 kepala keluarga (KK) di desanya, sebanyak 214 KK telah terdampak langsung abrasi. “Yang sudah terbawa arus 38 KK (rumah) dan tidak ada lagi jejaknya. Permukiman yang dulunya padat kini berubah menjadi garis pantai. Ini tanahnya memiliki sertifikat tempat kita berdiri di sini yang kini menjadi pantai,” ujar Bakhtiar.

Abrasi yang melanda pesisir Kemukiman Bungkaih, Kecamatan Muara Dua, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Foto: Istimewa
Bakhtiar menerangkan, abrasi yang semakin tajam sejak tahun 2019 telah merusak infrastruktur vital. Badan jalan utama gampong amblas diterjang ombak. Saat pasang purnama, air laut sudah memasuki permukiman warga dan mencemari sumur yang menjadi sumber air bersih satu-satunya.
Menanggapi kondisi darurat ini, pihaknya mendesak penanganan segera, termasuk pembangunan pemecah gelombang serta relokasi sementara warga yang kehilangan tempat tinggal.