Rusia dan Belarusia akan lakukan latihan militer dengan gunakan senjata nuklir. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 14 August 2025 11:38
Minsk: Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin, pada Rabu 13 Agustus 2025 mengumumkan latihan militer Zapad-2025. Latihan ini nantinya akan mencakup pelatihan penggunaan senjata nuklir dan sistem rudak Oreshnik canggih milik Rusia.
Pada perjumpaan pers di ibu kota Belarusia, Minsk, Khrenin menjelaskan senjata nuklir sebagai elemen penting dari pencegahan yang strategis.
"Sesuai arahan kepala negara, kita harus siap menghadapi apa pun. Kita melihat situasi di perbatasan barat dan utara kita, dan tidak bisa diam saja melihat militerisasi dan aktivitas militer. Kita menunjukkan keterbukaan dan niat damai, tetapi kita harus selalu waspada," ujar Menhan Khrenin, seperti dikutip Anadolu, Kamis 14 Agustus 2025.
Latihan Zapad-2025 akan berlangsung di wilayah Belarusia antara 12 dan 16 September 2025. Latihan ini berfokus pada penggunaan formasi untuk memastikan keamanan militer Negara Kesatuan Belarusia. Pasukan Belarusia dan Rusia akan berlatih pertahanan udara dan melawan kelompok sabotase musuh.
Pekan lalu, Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko menyatakan, bahwa tidak ada seorang pun yang ingin menggunakan senjata nuklir. Akan tetapi, jika diserang, Belarus akan membalas dengan segala cara yang tersedia.
Lukashenko mengumumkan, bahwa kompleks Oreshnik buatan Rusia akan dikirim ke Belarusia pada akhir tahun 2025. Kawasan tersebut mampu membawa hulu ledak nuklir dan mencatat, bahwa penempatan senjata nuklir Rusia di Belarusia telah mengubah sifat dialog dengan AS dan negara barat lainnya.
Pada 25 Maret 2023 lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa Moskow akan menempatkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia. Langkah ini dilakukan atas permintaan Minsk untuk meniru pendekatan AS dengan sekutunya.
Pada 25 April 2024, Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko, menegaskan bahwa puluhan amunisi nuklir telah berada di negaranya. Berdasarkan perjanjian Jaminan Keamanan di Negara Kesatuan Belarusia, yang berlaku pada 13 Maret 2025 disertai dengan pertukaran dokumen ratifikasi, kedua belah pihak menyetujui persenjataan nuklir Rusia sebagai bentuk pencegah kritis terhadap konflik nuklir dan konvensional.
Perjanjian ini juga menekankan bahwa penggunaan senjata nuklir akan menjadi tindakan yang ekstrem dan terpaksa.
(Kelvin Yurcel)