Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Suryatna. MI/ Kristiadi
Tasikmalaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, siaga dan gencar melakukan edukasi kepada masyarakat di 351 Desa tersebar di 39 Kecamatan menyusul banyak bencana hidrometeorologi. Bencana tersebut dapat menyebabkan longsor, banjir, pergerakan tanah, pohon tumbang dan banjir rob.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Suryatna, mengatakan intensitas hujan tinggi yang terjadi di daerahnya masih adanya potensi bahaya dan berbagai langkah dilakukan kepada masyarakat agar mereka waspada. Namun, bencana yang terjadi dapat menyebabkan longsor, banjir, pohon tumbang, pergerakan tanah dan banjir rob.
"Kesiapsiagaan harus dilakukan terutama kepada masyarakat melalui edukasi dan mitigasi termasuk petugas gabungan mulai TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana, relawan tetap siaga menghadapi bencana. Karena, bencana hidrometeorologi di daerahnya masih ada potensi seperti banjir, longsor dan berbagai peralatan telah disiapkan," kata Yayat di Tasikmalaya, Selasa, 12 Agustus 2025.
Yayat mengatakan intensitas hujan tinggi yang terjadi di daerahnya memang secara geografis, geologis, hidrologis memang memiliki perbukitan, tebing hingga kontur tanah labil sangat mudah terjadi bencana longsor dan pergerakan tanah. Namun, hujan deras harus diwaspadai bersama dan memang di Kabupaten Tasikmalaya sendiri biasa banjir terjadi di Kecamatan Cipatujah, Sukaresik, Karangnunggal, Singaparna.
"Kami meminta agar masyarakat selalu waspada karena bahaya hidrometeologi dapat menyebabkan longsor, banjir, pohon tumbang dan pergerakan tanah mengingat Kabupaten Tasikmalaya di peringat ke 2 di Jawa Barat terkait bencana. Akan tetapi, bencana longsor di wilayahnya selama ini sering terjadi di Kecamatan Salawu, Taraju, Culamega, Sodonghilir, Cineam, Sukaraja, Salopa, Cigalontang, Cisayong, Karangjaya, Cisayong, Sukahening, Bojonggambir dan lainnya," jelasnya.
Sementara Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, mengatakan, angin kencang dan gelombang tinggi mencapai 4 meter yang terjadi di pesisir pantai wilayah Jabar menyebabkan 5 unit perahu milik nelayan tenggelam. Namun, ratusan nelayan Pantai Cipatujah tepatnya Pamayangsari hingga Cikalong terpaksa berhenti melaut karena cuaca buruk.
"Angin kencang dan gelombang tinggi setinggi 4 meter menyebabkan 5 perahu nelayan tenggelam, 4 perahu terdampar dan 26 perahu karam, beruntung tidak ada korban jiwa. Kami telah mendapat imbuan dari BMKG terkait situasi cuaca sehingga semua nelayan di Dermaga Pamayangsari tak berani melaut, dan untuk sekarang ini semua perahu nelayan harus disandarkan di dermaga mengingat gelombang masih tinggi, kemungkinan perahu saling benturan dengan yang lain," ungkap Dedi.