Ketua Mahasiswa Asing UB, Mohamad Bosha. Metrotvnews.com/ Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 17 August 2025 14:33
Malang: Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, Minggu, 17 Agustus 2025, berlangsung istimewa. Sekitar 30 mahasiswa asing dari berbagai negara ikut ambil bagian dalam prosesi yang digelar di halaman Rektorat.
Kehadiran mahasiswa internasional ini menjadi simbol semangat inklusivitas dan persatuan yang dijunjung tinggi kampus. Mereka tidak hanya mengikuti upacara, tetapi juga mengenakan pakaian adat masing-masing yang dipadukan dengan atribut kemerdekaan, seperti stiker bendera merah putih di pipi hingga replika bambu runcing.
"Saya merasa sangat terhormat sebagai mahasiswa asing bisa merasakan langsung semangat kemerdekaan Indonesia. Ini adalah pengalaman berharga yang tidak akan terlupakan bagi saya," kata Ketua Mahasiswa Asing UB, Mohamad Bosha, di lokasi.
Bosha yang merupakan mahasiswa asal Sudan Selatan yang tengah menempuh studi S3 Mikrobiologi Lingkungan itu menjelaskan makna kemerdekaan tidak hanya sebatas peringatan sejarah, melainkan semangat persatuan dan perjuangan bersama.
"Indonesia merdeka karena semangat bersama-sama, dan itu memberi inspirasi untuk menjaga kebersamaan di mana pun. Hari ini bukan hanya tentang perayaan, tapi menjadi ruang kebersamaan. Kami, mahasiswa asing, merasa diterima sebagai bagian dari keluarga besar Indonesia," jelas Bosha.
Bosha yang aktif dalam kegiatan sosial budaya kampus juga mengungkapkan kekagumannya pada antusiasme masyarakat Indonesia dalam memperingati 17 Agustus.
“Perayaan yang luar biasa, bangsa Indonesia memiliki semangat untuk memperingati dan merayakan 17 Agustus, karena ada motivasi luar biasa yang saya tidak lihat di negara lain. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan proses yang biasanya ada acara upacara. Bagi kami bangsa Indonesia sangat sangat mencintai negara ini,” ungkap Bosha.
Direktur International Office UB, Didik Hartono, menyebut keterlibatan mahasiswa asing dalam upacara bendera sebagai langkah nyata memperkuat pemahaman lintas budaya sekaligus diplomasi antarbangsa.
“Ini mencerminkan inklusivitas, membuat mahasiswa paham terhadap budaya kita, nilai kebangsaan Indonesia. Supaya mereka mengetahui bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan,” jelas Didik.
Didik menambahkan partisipasi mahasiswa internasional juga menjadi sarana edukatif.
“Beberapa mahasiswa dari Timur Tengah sempat kaget melihat kuatnya semangat nasionalisme kita, dari pucuk pimpinan sampai rakyat. Hal ini membuka wawasan mereka tentang karakter bangsa Indonesia,” ujar Didik.
Adapun mahasiswa asing yang hadir berasal dari berbagai negara, di antaranya Jerman, Gambia, Sudan Selatan, Myanmar, Mesir, Pakistan, hingga Timor Leste.
“Ini two in one, mereka kami minta mengenakan pakaian adat mereka masing-masing. Namun tetap dikombinasikan dengan atribut Indonesia, sebagai bentuk menghargai dan apresiasi terhadap budaya dan nilai kebangsaan Indonesia,” pungkas Didik.