Dewi Masita Nur, 53, jamaah haji asal Depok.
Antonio • 18 June 2025 22:11
Bekasi: Dewi Masita Nur, 53, anggota jemaah haji asal Depok, Jawa Barat, mengaku heran dan bertanya-tanya saat mendapat informasi bahwa pesawat yang ditumpanginya harus mendarat di Bandara Kualanamu, Sumatra Utara. Pasalnya, pesawat itu harusnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
"Kami sebagai jemaah haji tidak tahu apa-apa, kita tiba-tiba kok diturunkan di Medan, ini ada apa yah, kita katanya mau diistirahatkan di Medan, oh oke," kata Dewi, Rabu, 18 Juni 2025.
Dewi mengatakan baru mengetahui ada isu teror bom di pesawatnya setelah mendarat di Bandara Kualanamu. Itu pun, kata dia, tahu dari media massa.
"Saya tau terkait itu setelah di Bandara Medan, sudah salat zuhur, dari media massa keluar macam-macam kata saya, oh begitu (teror bom), tapi bismillah," ungkap dia.
Meskipun telah mengetahui ada teror bom, Dewi mengaku tidak merasa panik dan takut. Dia mengaku bersyukur, karena bisa mendarat dengan selamat.
"Tidak ada rasa cemas, panik tidak ada, alhamdulillah kami bahagia, kami anggap ini adalah wisata dakwah, wisata religi, dari Allah berikan itu ke kami, kami tidak tahu apa-apa," jelas dia.
Menurut Dewi, pelayanan yang diberikan oleh pihak Bandara, Pemerintah, dan TNI-Polri sangat bagus. Petugas, menurut dia, sangat sigap dalam menyelidiki adanya ancaman bom di salah satu pesawat jemaah haji.
"Kami diberikan kenyamanan relaksasi dari pelayanan yang diberikan pemerintah, bandara, dan polisinya, jadi kita enggak ada rasa takut, kami diperiksa, barang kami juga diperiksa satu-satu, kami disana difasilitasi oleh pemerintah daerah," katanya.