Gubernur Aceh melantik Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan dan Wakil Bupati Nagan Raya, Raja Sayang, di Kantor DPRK Nagan Raya. Dokumentasi/ Istimewa
Fajri Fatmawati • 20 February 2025 13:44
Nagan Raya: Dengan posisi geografis yang strategis di tengah-tengah wilayah Barat Selatan Aceh (Barsela), Kabupaten Nagan Raya berambisi untuk menjadi poros pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan, menyampaikan visi ini setelah dilantik secara resmi oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, bersama Wakil Bupati Raja Sayang, untuk periode 2025-2030 di Kantor DPRK Nagan Raya.
"Posisi Nagan Raya sangat strategis, berada di tengah-tengah Barsela. Ini menjadi modal utama untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," kata Teuku Raja Keumangan, Kamis, 20 Februari 2025.
Salah satu langkah strategis yang dicanangkan adalah pengembangan infrastruktur transportasi. Teuku Raja Keumangan mengungkapkan potensi besar Bandara Nagan Raya yang memiliki landasan pacu sepanjang 1.800 meter.
Ia berencana memperpanjang landasan pacu hingga 2.600 meter agar dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Boeing. Dengan demikian, masyarakat Barsela tidak perlu lagi ke Banda Aceh untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.
"Kita punya bandara yang landasan pacunya 1.800 meter. Kalau lapangan pacu bisa 2.600 meter itu sudah bisa turun (pesawat) boing, nanti naik haji dan umrah nggak perlu lagi ke Banda Aceh, wilayah Barat Selatan cukup di sini," jelasnya.
Selain itu pembangunan pelabuhan samudera atau pelabuhan ekspor-impor juga menjadi prioritas. Bupati meyakini, keberadaan pelabuhan akan memberikan keuntungan besar bagi Aceh, mengingat jarak Nagan Raya yang dekat dengan India, Andaman, dan negara-negara Asia Timur.
"Nanti kami akan menghadap secara khusus kepada Pak Gubernur untuk membahas rencana ini," ujarnya.
Bupati Raja Keumangan juga meminta dukungan Pemerintah Aceh untuk melanjutkan pembangunan Masjid Agung Nagan Raya, yang dikenal sebagai Masjid Giok. Ia berencana melapisi bagian luar dan dalam masjid dengan batu giok, menjadikannya ikon tidak hanya bagi Aceh, tetapi juga bagi Nusantara.
"Kalau ini terjadi, Masjid Giok bukan hanya ikon Aceh, tapi ikon Nusantara," jelasnya.