Ilustrasi. Foto: Freepik.
New York: Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai greenback terhadap enam mata uang utama, menyerahkan kenaikan awal dan turun mendekati 99,50. Secara teknis, Dolar AS yang lebih rendah menjadikan harga emas sebagai taruhan nilai bagi para investor.
Melansir FXStreet, Jumat, 30 Mei 2025, DXY, yang melacak nilai dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang, jatuh 0,50 persen ke 99,32.
Pengadilan AS memblokir tarif Trump
Pengadilan AS yang memblokir
tarif Trump menjadi kelegaan bagi para pelaku pasar keuangan yang berhati-hati terhadap prospek ekonomi, dengan asumsi bahwa kebijakan internasional baru akan menyebabkan stagflasi bagi ekonomi.
Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam permintaan obligasi AS, yang mendorong imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun melonjak lebih dari satu persen di atas 4,53 persen, meningkatkan permintaan untuk dolar AS dan kontrak berjangka ekuitas AS.
(Ilustrasi dolar AS. Foto: Dok MI)
Namun, Dolar AS turun dari level tertinggi harian karena peristiwa ini telah memperbarui kekhawatiran terhadap kredibilitasnya. Pengumuman yang tidak konsisten mengenai bea diharapkan memaksa perusahaan domestik untuk merevisi rencana bisnis mereka, yang dirancang dengan mempertimbangkan kebijakan bea masuk sebagai norma baru.
Presiden AS Trump menyatakan berkali-kali bahwa kampanyenya untuk membawa kembali manufaktur ke negara ini akan bermanfaat bagi pasar tenaga kerja. Minggu lalu, ia juga mengancam untuk memberlakukan tarif 25 persen pada produsen smartphone karena tidak memproduksinya di AS.
"Kekhawatiran besar saya adalah bahwa perusahaan mulai menunda hal-hal seperti perekrutan atau pengeluaran modal atau memberikan kenaikan gaji untuk pabrik-pabrik ini," menurut para analis di Invesco. Mereka menambahkan bahwa peristiwa ini pasti dapat memberikan dampak negatif pada pendapatan perusahaan dan konsumsi juga dapat terpengaruh.
Investor menanti data ekonomi AS
Dari sisi ekonomi, para investor menantikan data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS untuk bulan April, yang akan dirilis pada hari Jumat. Data inflasi PCE inti AS, yang merupakan pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve (The Fed), diprakirakan tumbuh pada laju moderat sebesar 2,5 persen secara tahunan, dibandingkan dengan rilis sebelumnya sebesar 2,6 persen.
Dampak dari data inflasi diprakirakan akan terbatas pada prospek kebijakan moneter The Fed karena keputusan pengadilan AS yang membatalkan tarif Trump telah meningkatkan ketidakpastian mengenai prospek ekonomi.
Sementara itu, data Produk Domestik Bruto (PDB) AS Kuartal 1 yang direvisi menunjukkan bahwa ekonomi mengalami penurunan pada laju yang sedikit lebih lambat sebesar 0,2 persen, dibandingkan dengan ekspektasi awal sebesar 0,2 persen.