Pelatihan pemberdayaan pelaku usaha lokal untuk mendukung MBG. Istimewa
Al Abrar • 24 July 2025 23:12
Bogor: Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Direktorat Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat (PPM) menggelar pelatihan pemberdayaan pelaku usaha lokal untuk mendukung program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Kegiatan ini berlangsung di Hotel Padjajaran Suites, Kota Bogor, pada 15–16 Juli 2025.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah yang dijalankan oleh BGN untuk meningkatkan gizi masyarakat sekaligus memberdayakan ekonomi lokal. Fokus utamanya adalah penyediaan makanan sehat, berkualitas, dan terjangkau, khususnya bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Pelatihan diikuti puluhan pelaku usaha dan kelompok tani dari wilayah Bogor dan sekitarnya. Mereka dibekali pemahaman terkait penyediaan makanan bergizi sesuai standar nasional. Kegiatan ini dibuka oleh perwakilan BGN Rima Nurisa Brahmani, Dosen IPB University Hangesti Emi Widyasari, dan ahli gizi Dea Tiany Violeta.
“Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam rangka menciptakan generasi emas Indonesia 2045 yang sehat, pintar, jujur, dan berani,” ujar Rima.
Ia menekankan pentingnya makanan bergizi yang mengandung zat gizi makro dan mikro secara seimbang, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Rima juga menyoroti pentingnya proses penyajian makanan, mulai dari pemilihan bahan hingga distribusi ke sekolah.
“Dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus berjarak maksimal 15–20 menit dari sekolah agar kualitas makanan tetap terjaga dan tidak basi,” tambahnya.
Dosen IPB University, Hangesti Emi Widyasari, turut menegaskan bahwa kualitas gizi merupakan fondasi penting dalam membentuk generasi yang sehat dan produktif. Ia menyebut tantangan gizi di Indonesia masih tinggi, termasuk stunting, gizi buruk, hingga obesitas.
“Menu MBG sudah disusun sesuai pedoman gizi seimbang. Komposisinya mencakup makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah dalam sajian sekali makan,” jelas Hangesti.
Ia merinci kebutuhan energi anak dan remaja berdasarkan usia, yang berkisar antara 1.650 hingga 2.650 kilokalori per hari.
Sementara itu, Nutritionist Dea Tiany Violeta memperkenalkan konsep Isi Piringku sebagai pendekatan baru pengganti 4 Sehat 5 Sempurna. Konsep ini menyesuaikan dengan kebutuhan gizi seimbang masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, balita, dan anak-anak.
“Gizi seimbang penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan cerdas,” pungkas Dea.