Capaian Penyerapan 594 Ribu Tenaga Kerja dari Investasi Kuartal I 2025 Disorot Positif

Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.

Capaian Penyerapan 594 Ribu Tenaga Kerja dari Investasi Kuartal I 2025 Disorot Positif

M Rodhi Aulia • 2 May 2025 19:49

Jakarta: Pencapaian signifikan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja melalui realisasi investasi pada kuartal I 2025 disorot positif. Sebanyak 594.104 tenaga kerja berhasil diserap hanya dalam kurun waktu tiga bulan pertama tahun ini.

Capaian tersebut merupakan hasil dari realisasi investasi sebesar Rp465,2 triliun, yang tumbuh 15,9 persen dibanding periode sama tahun lalu. Namun, pencapaian strategis ini dinilai belum mendapat tempat yang semestinya dalam pemberitaan publik.

Baca juga: Realisasi Investasi Sepanjang Kuartal I-2025 Tembus Rp465,2 T

Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center, Christiantoko, menyebut bahwa keberhasilan dalam penciptaan lapangan kerja kerap tenggelam oleh narasi negatif seputar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Padahal, menurutnya, angka penyerapan kerja tersebut merupakan indikator penting keberhasilan kebijakan investasi.

“Ini dua hal yang rasanya luput diberikan magintude (nilai informasi) pada pengumuman realisasi investasi tersebut, padahal pencapaiannya sangat penting,” ujar Christiantoko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 2 Mei 2025.

Christiantoko menyoroti ketimpangan informasi di ruang publik yang lebih sering membahas tantangan, alih-alih mencermati peluang dan capaian konkret. Ia menekankan pentingnya evaluasi dan pengawasan terhadap implementasi investasi agar hasilnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.

“Kita berharap pencapaian penting ini terus menjadi perhatian pemerintah dalam melakukan monitoring realisasi investasi,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia menyampaikan apresiasi atas langkah Presiden Prabowo Subianto yang membentuk Satuan Tugas (Satgas) PHK. Menurutnya, langkah ini menjadi bukti konkret negara hadir dalam menjaga kestabilan ketenagakerjaan.

“Presiden Prabowo memerintahkan gugus tugas ini agar memberikan perhatian serius terhadap buruh atau tenaga kerja di Indonesia, sebagai wujud kehadiran negara dalam memberikan perlindungan,” kata dia.

Ia juga menjelaskan bahwa penciptaan lapangan kerja memiliki implikasi yang lebih luas terhadap ekonomi nasional. Selain mengurangi pengangguran, peningkatan jumlah pekerja berdampak langsung pada konsumsi masyarakat.

“Pada tahun 2024 misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 54 persen perekonomian nasional ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Ketika semakin banyak masyarakat bekerja, maka tingkat kesejahteraannya akan terjaga dan memiliki kemampuan konsumsi yang memadai,” jelasnya.

Christiantoko menegaskan, daya beli masyarakat adalah fondasi bagi ketahanan ekonomi domestik. Oleh karena itu, stabilitas sektor ketenagakerjaan harus menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan jangka menengah dan panjang.

“Masyarakat sejahtera dengan bekerja, daya tahan ekonomi dalam negeri akan semakin kuat,” tutupnya.

Sebelumnya, pemerintah optimistis tren positif ini akan terus berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 29 April 2025 lalu.

“Tren kuartal berikutnya akan makin meningkat penerimaan tenaga kerjanya. Jadi ini sangat-sangat yang positif. Kami meyakini peningkatannya akan terus berjalan ke depannya,” ujar Rosan.

Tren ini mengacu pada rekam jejak penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada 2021, jumlahnya mencapai 1,20 juta orang dan naik menjadi 1,30 juta pada 2022.

Kenaikan berlanjut pada 2023 dengan penyerapan 1,82 juta orang, dan melonjak menjadi 2,45 juta pada 2024. Pemerintah diharapkan terus memperkuat kebijakan hilirisasi dan industri padat karya untuk menjaga kesinambungan penciptaan kerja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)