Lukman Diah Sari • 27 October 2025 07:51
Jakarta: Setiap tanggal 27 Oktober, Indonesia memperingati Hari Penerbangan Nasional, momentum bersejarah yang menandai lahirnya kedaulatan udara bangsa. Di hari itu, tepat pada 27 Oktober 1945 atau 80 tahun lalu, langit Yogyakarta menjadi saksi ketika pesawat dengan lambang Merah Putih pertama kali terbang di bawah kendali putra bangsa.
Awal Sejarah di Maguwo
Melansir berbagai sumber, peristiwa bernula di Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta, -kini dikenal sebagai Lanud Adisutjipto-. Bermula dari Agustinus Adisutjipto, seorang perwira muda sekaligus penerbang Indonesia pertama, yang berhasil menerbangkan
pesawat jenis Cureng (Yokosuka K5Y1) peninggalan Jepang bersama para teknisi lokal yang memperbaikinya dengan peralatan sederhana.
Kala situasi pasca-proklamasi yang penuh keterbatasan, penerbangan itu menjadi simbol keberanian. Untuk pertama kalinya, pesawat terbang di langit Indonesia dengan identitas merah putih yang dilukis di badan pesawat. Hal ini menjadi simbol, bahwa Indonesia berdaulat tak cuma di darat, tapi juga di udara.
Agustinus Adisutjipto. (Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta, Indonesia)
Dari Langit Yogya untuk Indonesia
Tindakan heroik Adisutjipto bukan sekadar penerbangan percobaan. Ia menjadi titik awal terbentuknya Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yang kelak berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Sebelum tanggal ini ditetapkan, Hari Penerbangan Nasional pernah diperingati setiap 9 April. Namun, pada 1973, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan TNI AU menetapkan 27 Oktober sebagai tanggal resmi, hal itu mengacu langsung pada peristiwa penerbangan pesawat merah putih di Yogyakarta.
Sejak saat itu, setiap tahun, tanggal 27 Oktober menjadi penghormatan terhadap para perintis penerbangan Indonesia: mulai dari Agustinus Adisutjipto, Abdulrachman Saleh, Adisumarmo, hingga para teknisi, mekanik, dan kru yang berjuang di balik layar.
*Pengerjaan artikel ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.