Profesor Jennifer Westacott. Foto: Metrotvnews.com
Jakarta: Berkuasanya Donald Trump ke tampuk kepemimpinan Amerika Serikat (AS) langsung mengubah situasi global saat ini, terutama dalam sisi ekonomi. Terbaru Trump baru saja mengumumkan tarif baru untuk baja dan aluminium.
Bagaimana Australia melihat hal ini, mengingat mereka sebagai sekutu dekat AS dan juga memiliki kepentingan hubungan dagang dan investasi di Asia, khususnya Asia Tenggara. Profesor Jennifer Westacott AO, Chancellor, Western Sydney University dan ‘Business Champion’ untuk Indonesia memiliki pandangan mengenai ini.
Memimpin delegasi investor Australia mengunjungi
Indonesia, Profesor Westacott melihat Indonesia tidak akan terpengaruh banyak. Tiongkok menjadi incaran Trump.
“Saya pikir adil untuk mengatakan beberapa hal. Yang pertama adalah Indonesia tidak berada di garis tembak,” ujar Profesor Westacott, di Kedutaan Australia di Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.
“Itu bukan prioritas bagi Presiden (Trump) dalam hal di mana ia melihat masalah surplus defisit yang besar, yang jelas-jelas adalah Tiongkok. Australia jelas memiliki hubungan perdagangan yang berbeda. Anda tahu, kami memiliki hubungan surplus dalam arti kami sangat positif untuk Amerika Serikat,” imbuh Profesor Westacott.
“Jadi hal kedua adalah bahwa kedua negara mampu bernegosiasi terakhir kali pengaturan yang sangat efektif dengan pemerintahan Trump. Perdana Menteri kami telah bekerja dengan Presiden hari ini,” ucap Profesor Westacott.
Profesor Westacott memaparkan poin ketiga yang paling penting adalah bahwa prioritas utama haruslah hubungan satu sama lain dan memastikan bahwa fokus pada apa yang dapat dikendalikan sebagai bagian dari perjanjian kerja sama ekonomi.
Indonesia dan Australia fokus pada sektor-sektor ini, bahwa kedua negara melanjutkan pekerjaan ini dengan tim kesepakatan yang dipimpin di Kedutaan.
“Kita memperhatikan lingkungan global yang cukup mengganggu ini, tetapi pada saat yang sama memastikan bahwa kita berpegang teguh pada akar bersama sebagai mitra dan memastikan bahwa kita bekerja sama seefektif mungkin,” pungkas Profesor Westacott.