Magang Nasional Jadi Jembatan Fresh Graduate Masuk Dunia Kerja

Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja (PPTK) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Saleh, saat diskusi di Kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu, 12 November 2025. Metrotvnews.com/ Deny Irwanto

Magang Nasional Jadi Jembatan Fresh Graduate Masuk Dunia Kerja

Deny Irwanto • 12 November 2025 16:21

Jakarta: Kemenko Perekonomian atas arahan Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Program Magang Nasional Batch 2 Tahun 2025 untuk lulusan perguruan tinggi (fresh graduate). 

Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja (PPTK) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Saleh, mengatakan program ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.

"Selama ini, meskipun ada program pelatihan vokasi atau manajemen training di industri, tetap saja ada masa delay atau jet lag sebelum lulusan benar-benar siap kerja. Nah, program ini bisa membantu menjembatani masa itu," kata Chairul saat diskusi di Kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu, 12 November 2025.

Ilustrasi para pencari kerja. Foto: dok MI/Usman Iskandar.

Chairul menjelaskan program ini merupakan salah satu Paket Stimulus Ekonomi 2025 yang juga mencakup kebijakan dukungan bagi industri dan tenaga kerja. Pemerintah menargetkan agar program pemagangan ini dapat menyerap lulusan perguruan tinggi maksimal satu tahun setelah lulus.

"Kebijakan ini sudah diputuskan dalam Rapat Koordinasi Menteri dan telah dilaporkan kepada Presiden. Tujuannya agar transisi dari dunia kampus ke dunia kerja menjadi lebih mulus," jelas Chairul.

Chairul menegaskan langkah ini diambil dengan pendekatan evidence-based policy atau kebijakan berbasis bukti. Pemerintah ingin memastikan bahwa program yang dirancang benar-benar menjawab permasalahan di lapangan, khususnya terkait mismatch antara lulusan pendidikan dan kebutuhan industri.

"Selalu ada gap. Output pendidikan sering kali dinilai belum siap masuk pasar kerja. Dengan pemagangan, kita berusaha menutup gap itu, tanpa membebani industri," ungkapnya.

Dia menambahkan keberadaan anggaran dari APBN menjadi penting agar program ini tidak menambah beban biaya bagi industri yang akan menerima peserta magang.

"Pemerintah ingin menjaga keseimbangan. Sektor tenaga kerja bisa kita kawal, industrinya juga tetap terjaga. Jadi baik keberlanjutan tenaga kerja (manpower sustainability) maupun ketahanan industri (industrial resilience) bisa berjalan bersama," beber Chairul.

Program pemagangan ini juga diharapkan menjadi langkah strategis menghadapi perlambatan pertumbuhan industri akibat kondisi geopolitik global dan perang dagang yang memengaruhi investasi.

"Kita ingin memastikan lulusan kita tetap produktif dan terserap di dunia kerja, meskipun tantangan ekonomi global belum sepenuhnya mereda," ujar Chairul.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)