Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap. Foto: dok Metrotvnews.com.
Ade Hapsari Lestarini • 31 July 2025 17:19
Tangerang: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat penjualan bersih sebesar Rp18,2 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun. Adapun penjualan bersih perseroan terkoreksi sebesar 4,4 persen tahun ke tahun, tumbuh sebesar 13,1 persen dibandingkan semester II-2024.
Selain itu, margin kotor UNVR terkoreksi sebesar 161 basis poin dari tahun ke tahun, meningkat sebesar 305 basis poin dibandingkan semester II-2024. Sedangkan margin laba sebelum pajak terkoreksi 111 basis poin dari tahun ke tahun, meningkat sebesar 819 basis poin dibandingkan semester II-2024 menjadi 15,5 persen.
Selanjutnya, belanja iklan dan promosi meningkat menjadi 8,9 persen dari total penjualan bersih, menegaskan investasi berkelanjutan dalam hal ekuitas dan keterlibatan konsumen.
"Meskipun kinerja kami di semester I-2025 masih berada di bawah capaian tahun sebelumnya, kami melihat perbaikan bertahap dibandingkan dengan semester II-2024, baik dalam hal pertumbuhan penjualan maupun profitabilitas," jelas Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap, Kamis, 31 Juli 2025.
Dia mengatakan, merek-merek perseroan, yang mewakili 55 persen dari portofolio, telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik dan ketangguhan portofolio. Fundamental bisnis perseroan juga semakin kuat.
"Inisiatif kami terarah dan langkah tegas yang kami ambil untuk mengatasi tantangan operasional mulai membuahkan hasil nyata. Capaian awal ini menjadi landasan yang kokoh untuk menjaga momentum dan menempatkan kami pada posisi yang baik untuk kembali tumbuh mulai kuartal III-2025 dan seterusnya, sesuai dengan proyeksi yang telah kami tetapkan," jelas dia.
Merek dan portofolio yang lebih kuat
Selain itu, lanjut Benjie, prioritas perseroan ditopang oleh tiga pilar Utama, yakni:
- Memaksimalkan potensi merek inti dengan menghadirkan merek produk yang tak tertandingi dan meluncurkan terobosan dan inovasi jangka panjang.
- Menciptakan pasar dengan cara proaktif memperluas pasar, mendorong premiumisasi, dan melakukan eksekusi yang cemerlang di pasar.
- Meningkatkan dampak bisnis di seluruh titik kontak kami dengan konsumen maupun pelanggan.
Pada paruh pertama 2025, perseroan memperkuat identitas dan proposisi nilai dari merek-merek inti persertermasuk Pepsodent, Lifebuoy, dan Royco melalui perbaikan 6P: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), Prepositions (Preposisi) and Pack (Pengemasan). Merek-merek seperti Pepsodent, Bango, Royco, Sunlight, Axe dan Clear juga mencatatkan pertumbuhan di semester I, menegaskan kembali relevansi dan ketangguhan merek-merek tersebut di tengah lanskap pasar yang dinamis.
"Kami menggarap segmen yang berkembang pesat sangat penting untuk menangkap permintaan yang lebih besar sekaligus menunjukkan kelincahan kami dalam merespons kebutuhan konsumen yang terus berkembang," kata dia.
Ilustrasi kantor Unilever. Foto: dok Metrotvnews.com
Pada semester I, segmen dengan pertumbuhan tinggi seperti Beauty & Wellbeing (Sun, Serum, Treatments, Lightweight) membukukan pertumbuhan sebesar +36 persen. Portofolio premium juga mengalami pertumbuhan di kuartal II, melanjutkan momentum peningkatan dari kuartal sebelumnya.
"Untuk memperluas aksesibilitas bagi semua segmen konsumen, kami terus memperluas penawaran produk-produk dengan harga yang terjangkau. Inisiatif yang dilakukan antara lain adalah meluncurkan Sabun Batang Lifebuoy; Bango magic dengan harga Rp1.000, dan meluncurkan Rinso dengan kemasan baru di harga Rp500. Berbagai inovasi ini memungkinkan kami memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memperkuat kehadiran kami di saluran
general trade," kata dia.
Perseroan juga meningkatkan dampak bisnis melalui transformasi Go-to-Market. Perseroan berhasil mencapai kemajuan yang baik di ranah operasional utama selama semester I, memperkuat fundamental bisnis. Menurut dia, pihaknya menjaga tingkat stok pelanggan tetap optimal dan meningkatkan tingkat layanan, sehingga bisa mengirimkan produk yang tepat dan tepat waktu.
"Kami semakin memperluas cakupan langsung kami pada 2025, sehingga kami bisa menjangkau lebih banyak gerai secara langsung. Kami juga meningkatkan kapasitas tenaga penjualan, memperbaiki eksekusi di toko dan meningkatkan keterlibatan pelanggan. Selain itu, kami mengoptimalkan variasi produk untuk memastikan bauran SKU yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Semua upaya ini berkontribusi pada penjualan harian yang lebih kuat dan model
distributive trade yang lebih menguntungkan," jelas dia.
Meningkatkan nilai jangka panjang
Adapun untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham, Perseroan berencana untuk membeli kembali saham yang telah diterbitkan dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia dengan nilai maksimum sebesar Rp2 triliun. Inisiatif ini menegaskan komitmen berkelanjutan Perseroan dalam meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham, sambil tetap menjaga fleksibilitas keuangan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan di masa depan.
Perseroan percaya ini merupakan langkah strategis yang diambil pada waktu yang tepat untuk memperkuat posisi jangka panjang. Pandangan ke depan, perseroan tetap fokus pada upaya memperkuat merek Unilever Indonesia, meningkatkan kapabilitas Go-To-Market, dan mendorong daya saing biaya yang lebih besar melalui kegiatan operasional yang lebih disiplin serta berbagai inisiatif transformasi.
"Dengan berjalan baiknya upaya-upaya ini, kami optimistis akan kemampuan kami untuk kembali tumbuh mulai kuartal III-2025," kata dia.