Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Surabaya: Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus terus berupaya mengurai antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Kabupaten Jember, mulai menunjukkan hasil. Setelah sempat terjadi antrean panjang di sejumlah SPBU akibat penutupan Jalur Gumitir, kini antrean kendaraan terpantau jauh lebih pendek.
Berdasarkan keterangan resmi, panjang antrean mobil di SPBU kini hanya sekitar 15 meter, sementara antrean sepeda motor sekitar 25 meter.
"Segala skenario di lapangan masif kita lakukan. Alhamdulillah, antrean berangsur terurai dan SPBU beroperasi maksimal," kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, Jumat, 1 Agustus 2025.
Ahad menegaskan perbaikan distribusi ini merupakan hasil dari strategi alih suplai BBM secara lintas daerah untuk memenuhi kebutuhan di Jember dan sekitarnya. Jalur pasokan tidak lagi hanya bergantung pada Terminal BBM Banyuwangi, tetapi diperluas dari Surabaya, Malang, hingga lintas provinsi seperti Semarang, Boyolali, Rewulu, dan Maos.
"Ini hasil nyata dari optimalisasi suplai alternatif untuk membanjiri SPBU dengan pasokan BBM," ungkap Ahad.
Kelangkaan BBM di Jember terjadi setelah ditutupnya Jalur Gumitir—jalur nasional penghubung Jember–Banyuwangi—yang membuat distribusi dari Banyuwangi terganggu. Akibat perubahan rute menjadi melalui Situbondo–Arak-Arak–Bondowoso, waktu tempuh mobil tangki meningkat drastis dari 4 jam menjadi 11 jam.
Situasi ini sempat menimbulkan kepanikan di masyarakat hingga menyebabkan antrean mengular hingga 2 kilometer di beberapa SPBU. Namun Ahad menegaskan, kelangkaan tersebut bukan karena pasokan kosong, melainkan murni terkendala akses distribusi.
“Stok energi sejatinya aman dan mencukupi. Namun, akses distribusi sempat terganggu. Karena itu kami himbau masyarakat untuk membeli BBM sesuai kebutuhan dan tidak melakukan panic buying,” ujar Ahad.