Putri Purnama Sari • 21 October 2025 12:03
Jakarta: Usai merilis karya yang menggambarkan hangatnya masa pendekatan, penyanyi sekaligus penulis lagu Marsha Lavinia kini kembali dengan single terbaru berjudul “Berselimut di Batin.” Lagu ini menampilkan sisi musikalitas Marsha yang lebih reflektif dan penuh perenungan.
Terinspirasi dari pengamatan kecil dalam kehidupan sehari-hari, Marsha mengungkapkan bahwa lagu ini lahir dari kesadaran bahwa jejak seseorang bisa tetap tinggal, bahkan setelah hubungan berakhir.
“Kadang kita pikir kalau sudah putus, sudah ga akan ada hubungan lagi. Tapi ternyata sisa dari mereka itu masih ada di diri kita,” ungkap Marsha, yang dikutip Selasa, 21 Oktober 2025.
“Mulai dari cara kita ngomong, pilih tempat makan, sampai barang yang kita pakai. Kenangan itu kayak selimut yang ga kelihatan, tapi tetap nempel di batin,” tambahnya.
Nuansa Musik yang Lebih Sendu dan Introspektif
Berbeda dari rilisan sebelumnya yang penuh optimisme dan semangat jatuh cinta, kali ini Marsha menghadirkan nuansa yang lebih sendu dan introspektif.
Lagu ini menjadi refleksi tentang bagaimana seseorang menerima kenyataan setelah kehilangan, tanpa menolak kenangan yang masih melekat.
“Kurasa lagu ini adalah lagu yang paling ‘pasrah’ dari semua yang pernah aku buat. Aku pengen kasih warna lain aja sih, karena hampir semua pernah merasa sudah move on tapi masih menemukan hal-hal kecil yang bikin ingat sama seseorang di masa lalu,” jelas Marsha.
Ia juga meyakini bahwa pesan dalam lagu ini akan relatable bagi banyak orang. Menurutnya, bukan karena masih cinta, tetapi karena kebiasaan yang pernah dibangun bersama seseorang sudah menjadi bagian dari diri.
Dalam proses kreatifnya, Marsha berkolaborasi dengan Will Mara sebagai Produser sekaligus Composer, serta Kamga sebagai Vocal Director. Proses pembuatan lagu ini diakui Marsha berjalan hangat dan menyenangkan, dipenuhi tawa serta momen saling berbagi cerita.
Lewat lagu Berselimut di Batin, Marsha berharap karyanya bisa menjadi teman bagi siapa pun yang tengah melewati fase kehilangan atau kesedihan.
“Gamon itu manusia banget!” ujarnya. “Move on itu bukan berarti harus lupa, tapi adalah sebuah proses belajar menerima kalau dia udah jadi bagian dari masa lalu kita,” tutupnya.