Gen-z turun ke jalan menuntut perubahan pemerintahan Nepal. Foto: Viory
Muhammad Reyhansyah • 12 September 2025 15:56
Kathmandu: Ketenangan yang rapuh menyelimuti Nepal pada Jumat, 12 September 2025 setelah berhari-hari protes antikorupsi yang dipimpin gen-z menewaskan lebih dari 34 orang dan melukai ratusan lainnya.
Krisis politik semakin tajam menyusul jatuhnya pemerintahan KP Sharma Oli, dengan sumber politik menyebut mantan Ketua Mahkamah Agung Sushila Karki berpeluang besar ditunjuk sebagai perdana menteri interim.
Penunjukan Karki tertunda akibat perpecahan di kalangan pimpinan de facto gerakan protes. Sebagian faksi justru mengusulkan nama mantan Direktur Nepal Electricity Authority, Kulman Ghising, yang dikenal berhasil mengakhiri krisis listrik berkepanjangan di negara itu.
Perkembangan terbaru
Menurut laporan
India Today, Jumat, 12 September 2025, pembicaraan mengenai kemungkinan penunjukan Karki telah memasuki tahap akhir. Ia bahkan ikut dalam pertemuan maraton antara militer Nepal dan delegasi generasi muda yang berlangsung hingga larut malam, dengan dukungan signifikan dari Wali Kota Kathmandu Balendra Shah.
Namun, kesepakatan belum tercapai setelah delegasi gagal menyatukan pandangan mengenai kandidat interim. Pertemuan putaran kedua antara militer dan perwakilan
generasi muda dijadwalkan pada Jumat, dengan agenda pembentukan pemerintahan sementara sekaligus pembubaran parlemen.
Di berbagai kota, tanda-tanda normalisasi mulai terlihat. Meski militer masih berpatroli dan memeriksa setiap kendaraan di ibu kota, toko-toko mulai buka kembali dan kelompok warga bergotong royong membersihkan puing.
Sementara itu, India mengevakuasi warganya dengan penerbangan khusus. Lebih dari 140 orang asal Andhra Pradesh berhasil dipulangkan, sementara lainnya melintasi perbatasan darat di Sonauli, Uttar Pradesh, serta Panitanki di Darjeeling. Sebuah bus DTC yang beroperasi dari New Delhi ke Kathmandu dilaporkan masih terjebak sejak Rabu, dan delapan peziarah Kailash Mansarovar dari Ayodhya tertahan di Hilsa, dekat perbatasan Tiongkok.
Tim voli India yang sempat terjebak di Nepal juga berhasil diselamatkan Kedutaan Besar India setelah sebuah video permohonan bantuan dari salah satu anggota tim viral di media sosial.
Di tengah kekacauan, aparat keamanan India, Sashastra Seema Bal, menangkap 67 narapidana yang melarikan diri dari penjara Nepal dan mencoba masuk ke India.
Kerusuhan turut merenggut nyawa seorang wisatawan India asal Ghaziabad, Rajesh Gola, setelah Hotel Hyatt di Kathmandu tempat ia menginap bersama suaminya dibakar massa.
Krisis politik ini juga melumpuhkan sektor pariwisata Nepal yang sangat bergantung pada kunjungan asing. Industri perhotelan mencatat penurunan bisnis hingga 50 persen, sementara harga kebutuhan pokok seperti beras, lentil, dan minyak goreng melonjak tajam.