616 Sapi di Malang Terpapar PMK

Peninjauan proses vaksinasi di kandang komunal KOP SAE Pujon/Dok. Pemkab Malang

616 Sapi di Malang Terpapar PMK

Daviq Umar Al Faruq • 12 January 2025 21:35

Malang: Sebanyak 616 ekor sapi yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilaporkan terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Dari jumlah itu, 60 persen ekor sapi telah dinyatakan sembuh hingga saat ini.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, mengaku bersyukur bahwa hampir secara keseluruhan sapi perah di wilayah Kabupaten Malang aman dari wabah PMK. Artinya, problematika PMK ini terjadi kepada sapi-sapi potong saja.

''Pemerintah daerah juga mempersiapkan, kemarin Pak Bupati juga sudah rapat, artinya ada anggaran melalui BTT (belanja tidak terduga) yang harus kita persiapkan," katanya di kandang komunal KOP SAE Pujon, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 11 Januari 2025. 

Didik mengaku, sebaran sapi potong di Kabupaten Malang saat ini bakal mendapatkan pendampingan khusus. Salah satunya lewat penggunaan anggaran belanja tidak terduga (BTT).
 

Baca: Antisipasi PMK, DKPP Kota Bandung Perketat Lalu Lintas Satwa

"Namun, kapan BTT itu kita keluarkan, pada saat kita menunggu instruksi kedaruratan. Untuk di wilayah Kecamatan Pujon, alhamdulillah clear dan aman," imbuhnya.

Dalam kunjungannya ke Pujon, Didik mendampingi Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, untuk meninjau langsung proses vaksinasi di kandang komunal KOP SAE Pujon. Kunjungan ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mempercepat vaksinasi PMK pada hewan ternak. 

''Kita betul-betul mengantisipasi dengan masuknya kembali wabah PMK dengan memulai dari kebijakan, terutama memperketat jalur lalu lintas perdagangan sapi dan ternak lainnya. Kami juga meminta kepada koperasi dan perusahaan yang besar agar bisa mandiri," kata Adhy Karyono.

Langkah ini dipilih sebagai respons atas meningkatnya kasus PMK di beberapa wilayah di Jawa Timur. Sebab, meningkatknya kasus PMK ini berpotensi mengancam sektor peternakan dan perekonomian daerah. 

"Termasuk di KOP SAE Pujon ini bisa menjadi contoh, tidak perlu kami harus menyampaikan baiknya seperti apa, tapi langsung dilakukan dengan vaksinasi, pemberian vitamin, dan yang sakit diobati. Jadi, koperasi yang betul-betul mengurus, kemudian anggota tinggal memelihara lanjutan yang sudah sehat," tegasnya.

Kepada peternak, Adhy Karyono menyebut bahwa ada 25 ribu vaksin PMK yang sedang berjalan dan juga ditambahkan dari APBD sebanyak 325 ribu vaksin. Berikutnya, Pemprov Jatim mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian RI 1,4 juta vaksin. 

Memang diakuinya, kebutuhan vaksin 6 sampai 7 juta, sehingga hal ini akan terus dimasifkan seiring dengan terjadinya peningkatan kasus PMK. Data di Pemprov Jatim terkait PMK, saat ini kalau dilihat dari 1 Desember sampai 10 Januari ada 11.317. 

Tetapi kondisinya itu 70 persen dalam proses penyembuhan dan 22 persen sudah sehat kembali, sisanya memang ada yang mati. Kemudian ada yang dipotong paksa, tapi ini belum besar,  persentasenya 3 persen dari populasi. 

''Jadi PMK ini masih bisa kita tangani. Adapun kebijakan untuk menutup perdagangan pasar hewan selama 14 hari, ini sebenarnya kami tidak sampai ke sana dulu, karena kami lebih mempertimbangkan  bagaimana urusan ekonomi masyarakat dan kami bisa melakukan langkah-langkah untuk mencegah itu," ungkapnya.

"Kalau pun ada, memang ada tiga kabupaten yang menutup yaitu di Tulungagung, Situbondo dan Ponorogo itu sedang kita kontrol terus.  Supaya pasar ketika nanti bisa teratasi, kita buka lagi. Harus berseiring antara upaya kita mengatasi penyakit tetapi juga ekonomi harus tetap bergeliat," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)