Riza Aslam Khaeron • 17 March 2025 10:53
Jakarta: Perayaan Idul Fitri adalah momen yang sangat dinanti umat Islam di seluruh dunia. Setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan, umat Islam merayakan kemenangan dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat.
Namun, perayaan Lebaran sering kali diiringi dengan peningkatan pengeluaran yang cukup signifikan. Mulai dari kebutuhan pakaian baru, hidangan khas Lebaran, hingga tradisi memberi angpao atau salam tempel.
Mengutip laman UGM pada 14 Maret 2025, Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D., dosen Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, menjelaskan bahwa fenomena pengeluaran tinggi saat Lebaran adalah hal yang wajar dari sisi agama dan budaya. Namun, diperlukan perencanaan yang matang agar keuangan tetap sehat sebelum dan setelah Lebaran.
“Perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh barang apa saja yang akan kita belanjakan dan sumber pendapatannya dari mana saja,” jelas Akbar dalam FEB UGM Podcast bertajuk Rahasia Kelola Keuangan Menjelang Lebaran Bebas Tekor yang diunggah baru-baru ini.
Susun Anggaran dan Skala Prioritas
Akbar menekankan pentingnya menyusun anggaran belanja yang terukur dan realistis. Sebelum merancang pengeluaran, perlu dilakukan skala kebutuhan yang benar-benar diperlukan.
“Berapa kebutuhan, diurutkan dari yang paling wajib dibeli hingga yang bisa ditunda,” terang Akbar.
Langkah yang bisa dilakukan untuk menyusun anggaran:
- Buat daftar kebutuhan utama (urgent) dan kebutuhan sekunder (less urgent).
- Dahulukan kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga.
- Sisihkan sebagian untuk pengeluaran yang bersifat ibadah, seperti zakat dan sedekah.
Waspada dengan Perilaku Impulsif
Akbar menyoroti bahwa perilaku impulsive buying atau belanja impulsif menjadi salah satu penyebab membengkaknya pengeluaran saat Lebaran. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan pembayaran melalui fitur digital payment dan fasilitas pay later.
“Jangan belanja ketika sedang lapar, baik lapar fisik maupun lapar pikiran. Mencari promo itu tidak apa-apa, tetapi jika tidak butuh, mengapa harus membeli?” tegas Akbar.
Menghindari perilaku belanja impulsif:
- Jangan tergoda dengan promo dan diskon jika barang tersebut tidak dibutuhkan.
- Hindari penggunaan fitur pay later untuk kebutuhan yang tidak mendesak.
- Batasi penggunaan kartu kredit untuk belanja konsumtif.
Alokasikan untuk Sedekah dan Zakat
Dalam Islam, berbagi kepada sesama melalui sedekah dan zakat merupakan salah satu cara mengatur keuangan yang dianjurkan. Akbar menjelaskan bahwa meski sedekah tidak bersifat wajib, namun dalam rangka menyambut Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk menyisihkan sebagian pengeluaran untuk sedekah.
“Meski sedekah tidak bersifat wajib, bagi umat Islam diharapkan bisa mengalokasikan pengeluaran yang tidak krusial untuk sedekah,” jelas Akbar.
- Pengeluaran untuk zakat dan sedekah bisa diatur sebagai berikut:
- Sisihkan minimal 2,5?ri penghasilan untuk zakat.
- Berikan sedekah dalam bentuk makanan atau uang kepada mereka yang membutuhkan.
Manfaatkan Tunjangan Hari Raya (THR) dengan Bijak
Perayaan Lebaran identik dengan penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR). Namun, Akbar mengingatkan agar penggunaan THR dilakukan dengan bijak dan tidak dihabiskan untuk kebutuhan konsumtif.
“Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak karena sifat THR itu sebagai tunjangan untuk merayakan hari raya,” ucap Akbar.
Tips memanfaatkan THR dengan bijak:
- Alokasikan 30% THR untuk kebutuhan pokok.
- Gunakan 20% untuk berbagi dalam bentuk zakat dan sedekah.
- Sisihkan 20% untuk tabungan atau investasi.
- Gunakan maksimal 30% untuk kebutuhan non-esensial (seperti pakaian baru atau keperluan hiburan).
Jangan Sampai Berutang untuk Kebutuhan Konsumtif
Akbar juga memperingatkan agar tidak menggunakan fasilitas utang atau pinjaman untuk membiayai pengeluaran konsumtif saat Lebaran.
“Jika pengeluaran tidak bisa ditutupi dengan THR atau tabungan, jangan tergoda untuk menggunakan pinjaman. Jangan sampai kita merayakan Lebaran dengan utang yang membebani di kemudian hari,” kata Akbar.
Solusi agar tidak terjerat utang:
- Belanja sesuai kemampuan.
- Hindari penggunaan kartu kredit untuk kebutuhan yang tidak mendesak.
- Batasi belanja online dan promo besar-besaran.
Mengatur keuangan menjelang Lebaran adalah hal yang sangat penting agar keuangan tetap sehat dan tidak membebani di masa depan. Dengan menyusun anggaran yang realistis, menghindari belanja impulsif, memanfaatkan THR dengan bijak, dan menyisihkan untuk zakat dan sedekah, perayaan Lebaran akan terasa lebih bermakna dan tanpa beban keuangan di kemudian hari.