Sidak ke Pasar Lembang, Petugas Temukan Beras Premium Oplosan

Petugas gabungan berbincang dengan pedagang beras di Pasar Panorama Lembang saat pengecekan.

Sidak ke Pasar Lembang, Petugas Temukan Beras Premium Oplosan

Media Indonesia • 17 July 2025 14:34

Bandung: Sejumlah pedagang beras di Pasar Panorama Lembang Kabupaten Bandung Barat terkejut saat didatangi petugas gabungan. Kedatangan untuk mengecek kasus dugaan beras premium oplosan yang beredar di pasaran, Kamis, 17 Juli 2025.

Pengecekan terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Bulog dan Satreskrim Polres Cimahi. Setidaknya ada 4 kios beras dan satu retail modern yang didatangi petugas.

Dari hasil pengecekan tersebut, petugas menemukan satu merek beras premium oplosan yang berasal dari produsen Wilmar Grup. Namun demikian, petugas tidak bisa langsung menarik barang tersebut karena bukan kewenangannya. 

"Ada ditemukan satu merek Sovia. Untuk ditarik atau enggak kan kami enggak punya kewenangan, nanti dari pusat yang menginformasikan. Kami sekarang hanya mengecek ada gak merek atau produsen itu," kata Kepala Disperindag Bandung Barat, Ricky Riyadi, Kamis, 17 Juli 2025.

Ia menduga masih banyak pedagang pasar yang kurang tahu soal isu beras premium oplosan yang baru-baru ini terungkap. Ia mengimbau produsen agar lebih jujur menjual beras kepada masyarakat, terlebih saat ini harga kebutuhan pokok masyarakat itu tengah mahal.
 

Baca: Antrean Warga Tebing Tinggi Membludak Demi Beras Murah

"Masyarakat sekarang lagi susah beras, mahal, jadi tolong kepeduliannya diperhatikan karena beras itu kebutuhan pokok yang dikonsumsi sehari-hari, penyumbang inflasi terbesar itu kan beras. Kalau (produsen) mau nyari untung jangan keterlaluan," ujarnya.

Kepala Bulog Cabang Bandung, Ashville Nusa Panata, menegaskan bahwa tidak ada istilah beras oplosan dalam sistem distribusi internal mereka. "Kalau di Bulog, semua proses pengadaan sesuai standar. Tidak ada istilah oplosan. Kami hanya menyesuaikan pengolahan dengan preferensi konsumen," beber Ashville.

Atas adanya laporan Kementerian Pertanian terkait temuan beras bermerek premium yang diduga kuat dioplos, pihaknya memperketat pengawasan pasar dan menurunkan tim gabungan untuk memonitor kondisi lapangan.

"Kalau ada indikasi pelanggaran, itu jadi ranah penindakan teman-teman aparat penegak hukum (APH)," ucap Ashville. 

Sementara itu, Yudi Rubadi, salah satu pedagang beras di Pasar Panorama menyatakan, selama ini dirinya hanya mengambil pasokan dari supplier terpercaya sehingga barang yang dijualnya aman.

"Kita gak asal ambil. Kita pastikan barang aman. Memang kemasan premium kami beli sendiri, tapi berasnya dari Solo dan Cianjur. Medium dari Subang, Cirebon, dan Sumedang. Jadi kualitas tetap kami jaga,” ujarnya.

Yudi juga mengakui bahwa untuk beras premium, dirinya yang langsung mengatur sendiri proses pengemasan, termasuk menjahit karung dan menentukan harga. "Tidak ada beras yang dicampur atau oplos," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)