Ilustrasi harga minyak dunia naik. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 9 July 2025 09:02
New York: Harga minyak dunia naik ke level tertinggi dalam dua minggu pada pedagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), didorong oleh perkiraan berkurangnya produksi minyak Amerika Serikat (AS), serangan baru Houthi terhadap pengiriman di Laut Merah, kekhawatiran mengenai tarif AS atas tembaga, dan short covering secara teknis.
Mengutip data Yahoo Finance, Rabu, 9 Juli 2025, harga minyak mentah Brent naik 57 sen atau 0,8 persen menjadi USD70,15 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD68,33, naik 40 sen atau 0,6 persen.
Harga tersebut menjadi penutupan tertinggi untuk kedua patokan minyak mentah sejak 23 Juni untuk hari kedua secara berturut-turut.
Diketahui, AS akan memproduksi lebih sedikit minyak pada 2025 daripada yang diharapkan sebelumnya karena penurunan harga minyak telah mendorong produsen untuk memperlambat aktivitas tahun ini, menurut prospek Administrasi Informasi Energi (EIA) terbaru.
Sementara, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengumumkan tarif sebesar 50 persen untuk tembaga, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi AS atas logam yang penting bagi kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik, dan banyak barang konsumen lainnya.
Keputusan Trump untuk mengenakan tarif tembaga mengejutkan pasar dan mendorong harga logam tersebut ke rekor tertinggi.
Baca juga: Trump Berencana Kenakan Tarif 50% Impor Tembaga dan 200% Produk Farmasi |