Ilustrasi. Medcom
Media Indonesia • 30 September 2023 11:00
Jakarta: PT Bio Farma (Persero) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk percepatan penanggulangan pandemi. Kolaborasi ini diharapkan meningkatkan akses vaksin yang lebih merata demi penanggulangan pandemi di masa mendatang.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyambut baik pencapaian yang diraih CEPI dan Bio Farma, terutama untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam ketahanan pasokan dan kemandirian vaksin. Khususnya di wilayah ASEAN dan global south.
"Kerja sama ini tentunya dapat mendorong pengadaan vaksin yang cepat dan efisien untuk penanggulangan pandemi di masa yang akan datang," kata Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 September 2023.
Bio Farma dinilai menjadi salah satu pemain penting dalam memerangi penyakit menular dengan penyediaan produksi vaksin untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.
"Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk Bio Farma dalam memperkuat kapabilitas riset dan produksinya dalam rangka menjalankan peran sebagai supplier produk vaksin di tingkat global," ujar Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia.
Kerja sama ini juga diharapkan menghadirkan teknologi produksi vaksin terkini, yaitu viral vector dan mRNA ke Indonesia dan kawasan ASEAN. Kemudian, mendukung ketersediaan produk dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin.
Selain itu, Bio Farma akan memiliki fasilitas laboratorium bioprocess yang akan digunakan untuk pengembangan dan pengujian teknologi vaksin mRNA dan viral vector. Sistem Good Manufacturing Practices (GMP) juga akan diterapkan pada fasilitas yang digunakan untuk produksi vaksin yang akan digunakan pada uji Klinis Fase-2 dan fase 3 dan untuk keperluan produksi komersial terbatas.
"Ketika fasilitas tersebut sudah beroperasi penuh, Indonesia akan mampu memasok vaksin mRNA dan viral vector untuk menanggulangi berbagai macam jenis kejadian luar biasa dalam rentang waktu yang relatif singkat, yakni dalam 100 hari sejak patogen virus baru teridentifikasi," jelas dia.
CEO CEPI Dr. Richard Hatchett menyampaikan dunia harus mampu merespons cepat dan adil jika ingin mengurangi kejadian luar biasa (wabah) di masa datang yang berpotensi menjadi pandemi.
Kerja sama dengan Indonesia melalui Bio Farma ini akan memberikan kontribusi baru terhadap tujuan tersebut dengan cara mengembangkan fasilitas kelas dunia yang dimiliki Bio Farma dengan teknologi produksi terbaru, yakni vaksin mRNA dan viral vector.
"Lebih penting lagi, kapabilitas dalam memproduksi vaksin mRNA yang diterapkan melalui kerja sama ini dapat memberikan percepatan, dan keadilan akses vaksin bagi negara-negara di kawasan ASEAN Ketika menghadapi ancaman wabah," ujar dia.
(M. Iqbal Al Machmudi)