Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 17 June 2023 10:51
Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa kunjungannya yang akan datang ke Tiongkok bertujuan untuk membuka komunikasi yang lebih baik "dengan mengatasi kesalahan persepsi dan menghindari kesalahan perhitungan".
“Persaingan yang ketat membutuhkan diplomasi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa persaingan tidak mengarah ke konfrontasi atau konflik,” kata Blinken, seperti dikutip Channel News Asia, Sabtu 17 Juni 2023.
"Itulah yang diharapkan dunia dari Amerika Serikat dan Tiongkok,” imbuhnya.
Blinken akan mengadakan pembicaraan Minggu dan Senin di Beijing pada perjalanan pertama oleh seorang diplomat top AS dalam hampir lima tahun.
Perjalanan itu dijadwal ulang setelah Amerika Serikat membatalkan rencana kunjungan Beijing oleh Blinken pada Februari setelah Washington mengatakan pihaknya mendeteksi -,dan kemudian menembak jatuh,- balon mata-mata Tiongkok.
Tujuan pertama perjalanan ke Tiongkok, kata Blinken dalam konferensi pers, adalah "untuk membangun komunikasi yang terbuka dan berdaya, sehingga kedua negara kita secara bertanggung jawab mengelola hubungan kita".
Dia mengatakan tujuannya juga untuk memperjelas kepentingan dan nilai AS, dan untuk mengeksplorasi bidang kerja sama yang mungkin, termasuk stabilitas ekonomi global, memerangi perdagangan narkoba, dan masalah iklim dan kesehatan.
Dia menambahkan dia akan mengangkat masalah warga AS yang ditahan oleh Negeri Tirai Bambu.
Tiongkok telah menahan sejumlah warga AS atas berbagai tuduhan, termasuk Kai Li, seorang pengusaha yang dituduh menjadi mata-mata pada 2016, dan David Lin, seorang pendeta Amerika yang ditahan sejak 2006.
Blinken berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan yang sedang berkunjung.
Balakrishnan mengatakan kawasan Asia memperhatikan hubungan AS-Tiongkok, menyebutnya sebagai "tantangan abad ini".
"Ini adalah momen yang sangat penting dan kritis, tidak hanya untuk Amerika Serikat dan Tiongkok,” katanya.
"Seluruh dunia akan menyaksikan. Jadi kami berharap dan percaya bahwa Anda akan mampu mengelola perbedaan," ucapnya.
Tidak bertanggungjawab
Kunjungan tersebut dilakukan saat hubungan antara kedua negara adidaya tersebut sangat tegang, terkait isu Taiwan, ambisi Tiongkok untuk memperluas pengaruh politik dan keamanannya di seluruh dunia, dan terkait hubungan ekonomi.
Pejabat Washington baru-baru ini mengatakan, Tiongkok telah melakukan operasi intelijen di Kuba, tak jauh dari pantai tenggara AS.
Pada hari Kamis, sebuah perusahaan keamanan siber utama AS, Mandiant, mengatakan penyerang online dengan hubungan yang jelas dengan Tiongkok berada di balik kampanye spionase dunia maya besar-besaran yang menargetkan badan-badan pemerintah AS.
Awal pekan ini Daniel Kritenbrink, pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri untuk Asia Timur, menekankan bahwa Amerika Serikat ‘realistis’ tentang apa yang dapat dicapai Blinken di Tiongkok.
"Kami tidak akan pergi ke Beijing dengan maksud melakukan semacam terobosan atau transformasi," kata Kritenbrink kepada wartawan.
Di Beijing Jumat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan Amerika Serikat perlu bekerja sama dengan Tiongkok untuk memperbaiki hubungan, lapor Xinhua.
"Amerika Serikat memandang Tiongkok sebagai 'saingan utamanya' dan 'tantangan geopolitik yang paling penting.' Ini adalah kesalahan penilaian strategis yang besar," ujar Wang dalam jumpa pers.
Dia menekankan bahwa persaingan bukanlah zero-sum game dan bahwa tuntutan AS tidak boleh menghilangkan hak sah Tiongkok untuk pembangunan.
"Ini bukan 'persaingan yang bertanggung jawab', tetapi perundungan yang tidak bertanggung jawab. Ini hanya akan mendorong kedua negara ke arah konfrontasi dan menciptakan dunia yang terpecah belah," pungkas Wang.