Arab Saudi. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 15 June 2023 14:54
Riyadh: Saudia, sebelumnya Saudi Airlines, termasuk di antara selusin perusahaan yang menawar dua juta ton kredit karbon pada lelang di Nairobi pada Rabu, 14 Juni 2023. Ini menjadi penjualan terbesar di dunia dari jenisnya. Lelang di ibu kota Kenya itu diselenggarakan oleh Regional Voluntary Carbon Market Co., yang didirikan oleh Public Investment Fund dan Saudi Tadawul Group.
CEO RVCMC Riham ElGizy berkata lelang ini menunjukkan peran yang dapat dimainkan oleh pasar karbon dalam mendorong pendanaan di tempat yang paling membutuhkannya untuk memberikan aksi mengatasi perubahan iklim.
Kenya baru-baru ini mengalami kekeringan yang membunuh tanaman, satwa liar, dan hewan. RVCMC memilih Kenya untuk menekankan perlunya investasi dalam proyek iklim. Kenya merupakan negara dengan penghasil emisi kecil dengan sumbangan kurang dari satu persen emisi global tahunan,
Kredit karbon memungkinkan perusahaan mengeluarkan karbon dioksida atau gas berbahaya lainnya dalam jumlah tertentu dengan satu kredit setara dengan satu ton emisi. Mereka diketahui dihasilkan melalui proyek-proyek seperti penanaman pohon atau penggunaan bahan bakar memasak yang lebih bersih.
"Hari ini kami telah menyelesaikan lelang kredit karbon sukarela berkualitas tinggi terbesar yang pernah ada, terjual lebih dari 2,2 juta ton. Ini mengikuti lelang 1,4 juta ton pada Oktober tahun lalu,” kata ElGizy, dikutip dari Arab News, Kamis, 15 Juni 2023.
Setelah dijual, kredit bersertifikat akan mendanai proyek yang menghindari emisi dengan menggunakan teknologi berkelanjutan atau menghilangkan karbon dari atmosfer sama sekali, menurut sebuah pernyataan.
"Tujuan kami adalah untuk menjadi salah satu pasar karbon sukarela terbesar di dunia pada 2030, pasar yang memungkinkan kompensasi ratusan juta ton emisi karbon per tahun dan berkontribusi pada tujuan net zero global. Pencapaian kami hingga saat ini, dalam periode yang begitu singkat, menunjukkan komitmen untuk kesuksesan jangka panjang, dan kemampuan untuk mewujudkan ambisi kami," tambah CEO perusahaan tersebut.
Pada Oktober, dana kedaulatan Kerajaan melelang 1,4 juta ton kredit karbon selama edisi ke 6 konferensi Future Investment Initiative di Riyadh. Dari semua peserta, perusahaan kilang minyak Saudi Arabian Oil Co, Olayan Financing Co, dan perusahaan pertambangan Ma'aden membeli kredit karbon maksimum.
Langkah tersebut dilakukan karena PIF bertujuan untuk mengembangkan 70 persen kapasitas energi hijau Arab Saudi agar selaras dengan Visi Saudi 2030. Lelang juga sejalan dengan tujuan dana negara untuk menarik investasi dan mengembangkan inovasi untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan mengikuti penyelesaian penjualan obligasi hijau perdana senilai USD3 miliar dari dana kekayaan.