Ilustrasi. FOTO: AFP
Angga Bratadharma • 3 July 2023 12:34
Kolombo: Parlemen Sri Lanka menyetujui rencana restrukturisasi utang dalam negeri yang penting untuk melanjutkan bailout USD2,9 miliar dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF). Rencana tersebut disahkan dengan mayoritas 122 suara di parlemen yang beranggotakan 225 orang.
Mengutip Channel News Asia, Senin, 3 Juli 2023, Sri Lanka jatuh ke dalam krisis keuangan terburuk dalam lebih dari tujuh dekade tahun lalu setelah cadangan dolar negara itu menyusut ke rekor terendah, memicu protes massal, gagal bayar utang luar negeri, dan pengunduran diri mantan presidennya.
Untuk menempatkan utangnya pada pijakan yang berkelanjutan dan lolos tinjauan IMF, Sri Lanka meluncurkan kerangka kerja restrukturisasi utang dalam negeri yang sangat dinanti Kamis lalu yang berupaya mengolah kembali sebagian dari utang dalam negeri negara pulau itu senilai USD2 miliar.
"Rencana restrukturisasi utang ini penting bagi Sri Lanka untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh perjanjian IMF untuk mengurangi utang dari 128 persen PDB saat ini menjadi 95 persen PDB pada 2023," kata Menteri Negara Keuangan Shehan Semasinghe kepada parlemen.
"Kami melakukan ini sambil melindungi bank, deposan, dan pensiun," pungkasnya.