Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Angga Bratadharma • 1 September 2023 14:52
Jakarta: Nilai transaksi aset kripto Indonesia mencapai Rp75,81 triliun per Juli 2023 dan menandakan potensi pengembangan blockchain sebagai infrastruktur aset kripto. Bappebti menilai Indonesia punya pondasi kokoh mengembangkan ekosistem aset digital, dan membuka kesempatan Indonesia menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi blockchain.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan dalam Ajaib Cryptophoria bertema 'Stronger Indonesia Through Blockchain & Digital Asset', Bappebti akan terus membuka diri terhadap perkembangan teknologi blockchain.
Blockchain bermanfaat di berbagai sektor
Hal itu karena potensi yang tidak hanya terbatas dari perdagangan aset kripto. Blockchain dapat dimanfaatkan di berbagai sektor seperti kesehatan, logistik, hingga telekomunikasi. Blockchain akan mendorong untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi suatu proses.
"Perkembangan teknologi blockchain dapat menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi aset digital Indonesia," kata Tirta, dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 September 2023.
Menurut data Bappebti, nilai transaksi aset kripto Indonesia mencapai Rp75,81 triliun dengan 17,67 juta pelanggan terdaftar per Juli 2023. Oleh karena itu, Tirta menekankan, pengawasan ketat untuk aset kripto karena pemerintah tidak mau ada kejadian di level global seperti adanya exchanger tutup sehingga investor dirugikan.
"Untuk itu kita membangun ekosistem pengawasan yang lebih bagus, yaitu Bursa Kripto. Kita lengkapi proses penjaminan keuangan dana nasabah dengan kliring berjangka, aset kripto juga dijaga dengan adanya depository yang benar-benar di bawah pengawasan Bappebti," kata Tirta.
Mewujudkan potensi pengembangan blockchain di Indonesia
Founder and CEO Ajaib Group Anderson Sumarli mendukung kolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan potensi pengembangan blockchain di Indonesia. Kombinasi antara pemerintah yang terbuka terhadap blockchain terbukti dengan Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki bursa kripto di dunia.
"Dan rata-rata anak muda Indonesia yang paham terhadap aset kripto dan blockchain lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Negara-negara lain saat ini sedang melihat Indonesia dan Indonesia bisa menjadi thought leadership dalam pengembangan blockchain," kata Anderson.