Belanja Pemerintah Topang Ekonomi Indonesia di Semester II-2023

Ekonomi Indonesia. Foto; MI.

Belanja Pemerintah Topang Ekonomi Indonesia di Semester II-2023

Arif Wicaksono • 8 August 2023 20:57

Jakarta: Ekonomi Indonesia akan terus tumbuh didukung dengan belanja pemerintah yang kuat pada semester II-2023. Belanja pemerintah akan didorong dengan usaha Pemerintah Indonesia yang berusaha menjaga defisit fiskal pemerintah.  

Belanja pemerintah akan terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian domestik Indonesia. Pada semester I-2023, pemerintah mampu mempertahankan surplus yang kuat di Rp152.3 triliun, atau 0,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan Rp91,3 triliun, atau 0,5 persen terhadap PDB pada semester I-2022.

Realisasi belanja pemerintah pada semester I-2023 belum mencapai level optimal. Pencairan baru berjumlah Rp1,226.7 triliun (41,0 persen dari target 2023).

"Dalam hal ini, belanja pemerintah pusat mencapai Rp891,6 triliun (39.7 persen dari target 2023), sementara transfer daerah mencapai Rp364,1 triliun (44,1 persen dari target 2023)," jelas Senior Ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dalam risetnya, Selasa, 8 Agustus 2023.

Penting untuk dicatat bahwa target defisit fiskal pemerintah untuk tahun ini ditetapkan sebesar Rp598,2 trilun (2,8 persen dari PDB), dan dengan pembiayaan anggaran sebesar Rp135,1 triliun dengan kelebihan pembiayaan anggaran sebesar Rp287,4 triliun telah terealisasi selama semester I-2023.

Dia menuturkan surplus untuk memberdayakan pemerintah dengan fleksibilitas fiskal untuk mengejar kebijakan ekspansif. Kebijakan ini juga dilakukan untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah dapat berfungsi sebagai katalis tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga tetapi juga untuk investasi.

"Dari sisi kebijakan moneter, sikap kami tetap berpandangan ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga kebijakan masih terbatas. Meskipun tekanan inflasi mereda lebih cepat dari perkiraan, eskalasi kerentanan Rupiah didorong oleh prospek kenaikan suku bunga kebijakan tambahan oleh The Fed," jelas dia.
 
Meskipun pertumbuhan PDB Indonesia sedikit lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan tersebut terus menunjukkan kinerja yang konsisten dan kuat, mengalahkan perkiraan konsensus selama enam kuartal terakhir.

"Ke depan, lemahnya prospek perekonomian global mengisyaratkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan sangat bergantung pada kegiatan domestik. Namun, kami mempertahankan ekspektasi pertumbuhan PDB yang lebih rendah tahun ini, diproyeksikan sebesar 4,88 persen YoY (vs 5,31 persen YoY pada 2022)," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)