Evakuasi warga asing dari wilayah Niger. Foto: Associated Press
Fajar Nugraha • 3 August 2023 11:36
Niamey: Amerika Serikat (AS) memerintahkan evakuasi terhadap semua personel pemerintah non-darurat dari Kedutaan Besar di Niger pada Rabu 3 Agustus 2023. Niger saat ini tengah berurusan dengan akibat kudeta Juli lalu.
"Mengingat perkembangan yang sedang berlangsung di Niger dan karena sangat berhati-hati, Kementerian Luar Negeri memerintahkan keberangkatan sementara personel pemerintah AS non-darurat dan anggota keluarga yang memenuhi syarat dari Kedutaan Besar AS di Niamey," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Matthew Miller dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis 3 Agustus 2023.
Millter menilai, keselamatan dan keamanan warga AS di luar negeri sebagai hal yang sangat penting.
AS juga memperbarui peringatan perjalanannya untuk mencerminkan bahwa opsi penerbangan komersial sekarang terbatas dan memberi tahu warga AS di Niger hanya dapat memberi mereka bantuan darurat.
Kedutaan AS tetap terbuka untuk layanan darurat terbatas bagi warga AS, kata Miller.
"Amerika Serikat tetap berkomitmen pada hubungan kami dengan rakyat Niger dan demokrasi Nigeria. Kami tetap terlibat secara diplomatis di tingkat tertinggi," tambahnya.
Pernyataan itu mencatat bahwa Senat AS baru-baru ini mengukuhkan Duta Besar baru untuk Niger, Kathleen FitzGibbon, seorang diplomat dengan pengalaman luas di Afrika Barat. Dikatakan FitzGibbon "berada dalam posisi yang baik untuk mengelola hubungan bilateral kami melalui masa sulit ini dan kami menantikan kedatangannya yang cepat di Niamey."
“Amerika Serikat menolak semua upaya untuk membatalkan tatanan konstitusional Niger dan mendukung rakyat Niger, Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), Uni Afrika, dan mitra internasional lainnya dalam mendukung pemerintahan demokratis dan menghormati aturan negara. hukum dan hak asasi manusia," kata Miller.
Kudeta militer di Niger
Presiden Niger Mohamed Bazoum ditahan oleh anggota Pengawal Presiden pada 26 Juli, dan malam itu, militer mengumumkan bahwa mereka telah merebut kekuasaan.
Jenderal Abdourahmane Tchiani, pemimpin tentara pemberontak, mengambil alih kepemimpinan kelompok yang disebut Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara pada 28 Juli.
ECOWAS, di mana Nigeria menjadi anggotanya, memutuskan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Niger setelah kudeta.
AS sejauh ini menahan diri untuk tidak menyebut peristiwa di Niger sebagai "kudeta", sebagian karena pemotongan bantuan otomatis yang akan dipicu berdasarkan undang-undang.