Kerusakan akibat pertempuran yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan. Foto: Associated Press.
Fajar Nugraha • 21 September 2023 16:48
Stepanakert: Suara tembakan terdengar di kubu separatis Stepanakert pada Kamis 21 September 2023 meskipun ada gencatan senjata dengan pasukan Azerbaijan. Gencatan senjatan ini mulai berlaku satu hari sebelumnya, mengakhiri operasi militer singkat di wilayah yang memisahkan diri tersebut.
Seorang jurnalis AFP di kota tersebut membenarkan laporan bahwa suara tembakan dan beberapa ledakan terdengar di pusat tersebut. Semetnara di saat bersamaan para perunding berkumpul di kota Yevlakh untuk membahas integrasi penuh wilayah tersebut ke Azerbaijan.
Pasukan separatis di Nagorno-Karabakh pada Kamis menuduh Azerbaijan melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung sehari yang menghentikan operasi militer baru di daerah kantong etnis Armenia, sebuah tuduhan yang segera dibantah oleh Baku.
“Pasukan Azerbaijan menggunakan berbagai senjata api, melanggar perjanjian gencatan senjata sebuah tuduhan yang oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan disebut sepenuhnya salah dan disinformasi,” sebut pihak separatis Armenia itu.
Azerbaijan mengadakan pembicaraan damai dengan separatis Armenia setelah kemenangan militer yang cepat di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.
Pertemuan di kota Yevlakh, lebih dari 200 kilometer barat ibu kota Baku, terjadi ketika Dewan Keamanan PBB mengadakan sesi darurat mengenai pertempuran yang terjadi minggu ini.
Baku mengklaim pihaknya telah mendapatkan kembali kendali atas wilayah pegunungan tersebut untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, hanya 24 jam setelah melancarkan operasi militer mematikannya.
Kelompok separatis Armenia sepakat untuk meletakkan senjata mereka dalam menghadapi bentrokan yang menurut mereka menewaskan 200 orang.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan penjaga perdamaian Moskow akan menengahi pembicaraan tersebut.
“Saya berharap kita dapat mencapai deeskalasi dan mentransfer solusi terhadap masalah ini ke arah yang damai,” katanya kepada Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.
Sedangkan pertemuan Dewan Keamanan PBB akan berlangsung Kamis sore.
Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali memperebutkan wilayah pegunungan.
Konflik bertahun-tahun telah ditandai dengan pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak, dan ada kekhawatiran akan adanya krisis pengungsi baru karena penduduk Armenia di Karabakh khawatir akan dipaksa keluar.
Runtuhnya perlawanan separatis merupakan kemenangan besar bagi Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam upayanya mengembalikan wilayah yang mayoritas penduduknya Armenia di bawah kendali Baku.
Aliyev mengatakan kejadian minggu ini “akan berdampak positif pada proses perdamaian antara Azerbaijan dan Armenia”.
Penasihat kebijakan luar negerinya, Hikmet Hajiyev menjanjikan perjalanan yang aman bagi kelompok separatis yang menyerah dan mengatakan Baku mengupayakan “reintegrasi secara damai” warga Armenia Karabakh.
Seorang pejabat separatis mengatakan lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi dari komunitas Armenia di Nagorno-Karabakh.
Uni Eropa dan Amerika Serikat telah memediasi pembicaraan antara Baku dan Yerevan dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya untuk menjamin perdamaian abadi.
Gedung Putih pada Rabu mengatakan pihaknya prihatin dengan situasi kemanusiaan di Nagorno-Karabakh, sementara Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna memperingatkan risiko krisis ini meningkat menjadi perang habis-habisan antara Armenia dan Azerbaijan.
Sehari setelah Azerbaijan melancarkan operasi militernya, Baku dan otoritas etnis Armenia di Karabakh mengumumkan gencatan senjata telah ditengahi oleh pasukan penjaga perdamaian dari perantara kekuatan regional Rusia.
“Azerbaijan memulihkan kedaulatannya sebagai hasil dari tindakan anti-teroris yang berhasil di Karabakh,” kata Aliyev dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dia mengklaim sebagian besar pasukan Armenia di wilayah tersebut telah dihancurkan dan penarikan pasukan separatis telah dimulai.
“Serangan itu menyebabkan setidaknya 200 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka", kata pejabat separatis Nagorno-Karabakh, Gegham Stepanyan.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan Azerbaijan telah menembaki posisinya di sepanjang perbatasan antara musuh bebuyutan tersebut. Pertempuran di perbatasan seperti ini sering terjadi.