BP Bakal Pasok 35% Gas Nasional dari Pengoperasian Tangguh Train 3

Ilustrasi. Foto: Dokumen bp

BP Bakal Pasok 35% Gas Nasional dari Pengoperasian Tangguh Train 3

Annisa Ayu Artanti • 10 August 2023 12:16

Jakarta: Tiga proyek kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dioperasikan perusahaan migas asal Inggris, British Petroleum (BP), bakal menyumbang sekitar 35 persen dari produksi  gas nasional. Di akhir tahun ini, BP akan mengoperasikan Tangguh Train 3.
 
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sekaligus Dewan Pengawas Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) Jodi Mahardi menjelaskan, BP telah menjadi mitra strategis Indonesia selama lebih dari 55 tahun.

Di Papua Barat, BP lewat Tangguh Train I dan II dikatakan telah menyumbang 20 persen dari produksi gas nasional dengan membukukan total investasi USD10 miliar atau sekitar Rp152 triliun (kurs Rp15.184) dan mengirimkan lebih dari 1.500 kargo.

"Ketika Tangguh Train III telah beroperasi nanti, bisnis tiga kilang tangguh akan menyumbang sekitar 35 persen dari produksi nasional," kata Jodi dilansir Media Indonesia, Kamis, 10 Agustus 2023.

Pemerintah Indonesia dan ICCSC, ungkap Jodi, mendukung upaya investor menjaga keberlanjutan pasokan gas untuk dalam negeri dan mengejar target pengurangan emisi.

BP Indonesia diketahui tengah mempersiapkan fasilitas penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di proyek Tangguh.  

Untuk tahap awal, perusahaan tersebut berencana menginjeksikan lebih dari 30 juta ton CO2 kembali ke reservoir untuk meningkatkan produksi gas sebesar 400 miliar kaki kubik (Bcf) setiap harinya melalui teknologi Enhanced Gas Recovery (EGR).

"Tangguh CCUS akan menjadi proyek CCUS skala besar pertama dengan EGR di dunia dengan kapasitas penyimpanan sekitar 1,8 giga ton CO2 (GtCO2)," kata Jodi.

Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu mendorong kerja sama yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri hulu migas untuk keberlangsungan suplai energi yang berkelanjutan, memberikan solusi karbon kepada beragam industri, serta membuka lapangan pekerjaan sebagai sebuah industri baru.

"Kolaborasi ini menjadi kunci dalam mencapai target pengurangan emisi dan memberikan multiplier effect bagi negara dalam hal pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan," ucap Jodi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)