Umat Islam Lindungi Masjid di Inggris di Tengah Kerusuhan Sayap Kanan

Kerusuhan di Inggris yang dipicu oleh kelompok sayap kanan. Foto: BBC

Umat Islam Lindungi Masjid di Inggris di Tengah Kerusuhan Sayap Kanan

Medcom • 7 August 2024 12:33

London: Menanggapi serangan yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan, umat Islam di seluruh Inggris telah berjanji untuk melindungi masjid-masjid mereka. Kerusuhan yang terjadi setelah pembunuhan tiga anak di sebuah kelas tari musim panas di Merseyside, telah menyebabkan kerusuhan di malam hari dan serangan terhadap masjid-masjid di berbagai kota.

Perdana Menteri Keir Starmer mengumumkan pembentukan "pasukan khusus" yang terdiri dari para polisi spesialis untuk mengatasi kerusuhan yang sedang berlangsung. Sejak pembunuhan Senin lalu, telah terjadi 378 penangkapan, dengan tersangka berusia antara 14 dan 69 tahun. Dewan Kepala Kepolisian Nasional memperkirakan jumlah penangkapan akan meningkat setiap hari.

Pada Minggu malam, lebih dari 300 orang, termasuk umat Islam dan anggota masyarakat, berjaga-jaga di luar masjid Jamia Masjid Al Madinah di kota timur laut Middlesbrough ketika para pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan menghancurkan properti dan mobil. Mohammed Yaqoob, ketua masjid, menggambarkan kejadian tersebut sebagai sesuatu yang mengerikan dan mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat.

"Kami menjaga masjid kami ketika kami mendengar para perusuh datang," kata Yaqoob kepada The National.

"Tidak hanya umat Islam, tetapi masyarakat juga datang untuk mendukung kami. Kami tidak akan membiarkan mereka merusak masjid,” ucap Yaqoob.

Najabat Ramzan, rekan Yaqoob, menekankan persatuan di antara umat Islam di seluruh negeri dalam melindungi tempat ibadah mereka. "Lebih dari 300 orang datang untuk membantu kami dan berdiri bersama polisi untuk melindungi masjid," kata Ramzan.

"Kami ingin mengirim pesan kepada para preman (perusuh) bahwa masjid adalah kebanggaan dan kegembiraan kami, dan kami akan berdiri dan melindunginya," tambahnya, dikutip dari The National.

Para saksi mata melaporkan bahwa para perusuh, beberapa di antaranya ditemani oleh anak-anak kecil, mempersenjatai diri mereka dengan senjata untuk menyerang masjid. Di satu jalan, semua mobil dihancurkan, dan anggota masyarakat, termasuk mahasiswa Universitas Teesside, Sinead Conway, kembali keesokan harinya untuk membantu membersihkan kerusakan.

Kekerasan dimulai setelah rumor palsu mengidentifikasi seorang pria yang dituduh membunuh tiga gadis muda sebagai pencari suaka. Informasi yang salah ini menyebabkan serangan lebih lanjut terhadap hotel-hotel yang menampung para pencari suaka di Rotherham dan Tamworth.

Pemerintah Inggris telah menerapkan langkah-langkah mendesak untuk memberikan dukungan finansial bagi keamanan masjid. Meskipun ada seruan untuk mengerahkan tentara, Perdana Menteri Starmer bersikeras bahwa polisi memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani situasi tersebut.

Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper meyakinkan bahwa pengadilan dalam keadaan "siaga" untuk memberikan keadilan yang cepat, sementara mantan Menteri Dalam Negeri Dame Priti Patel menyatakan keprihatinannya tentang keamanan di daerah-daerah yang terkena dampak, dan menyamakan rasisme saat ini dengan rasisme pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Seruan agar Parlemen dipanggil kembali telah muncul, dengan anggota parlemen dari Partai Buruh Diane Abbott menekankan perlunya anggota parlemen untuk menanyai para menteri tentang tindakan mereka dalam menangani kerusuhan tersebut. (Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)