Tesla. Foto: Unsplash.
California: Menurut ekonom UC Berkeley, J. Bradford DeLong keberhasilan pasar Tesla bergantung pada kemampuan CEO Elon Musk untuk terus menjanjikan pertumbuhan dan tidak relevan dengan apa yang sebenarnya diberikan perusahaan.
"Dan dari sudut pandang spekulan Wall Street, ini adalah bola yang memantul di roda roulette: permainan kasino gelembung teknologi," jelas dia, dilansir
Business Insider, Jumat, 3 Mei 2024.
DeLong mencatat Musk pernah berkicau mengenai perkembangan teknologi yang dapat dihadirkan Tesla, seperti pengembangan baterai atau terobosan kendaraan listrik.
Namun sejak Musk membuka seluruh nilai paket gajinya yang disepakati dengan Tesla pada 2018, yang diberikan ketika perusahaan mencapai ambang batas kapitalisasi pasar tertentu, dia malah mulai menggembar-gemborkan ide-ide yang belum berhasil dilakukan oleh perusahaan. Itu termasuk robot humanoid yang dapat mengemudi sendiri, dan superkomputer kecerdasan buatan.
"Untuk semua pemegang saham Tesla saat ini yang berencana melepas kepemilikan mereka dalam beberapa tahun ke depan, semuanya bergantung pada keberhasilan perusahaan sebagai saham meme, dan Musk dengan tekun berupaya mencapai tujuan tersebut," jelas DeLong.
“Karena hampir tidak ada pemegang saham jangka panjang Tesla, pasar tidak terlalu peduli bahwa perusahaan kekurangan CEO yang mencoba membangunnya menjadi organisasi yang menghasilkan keuntungan yang bertahan lama," tegas dia.
Tesla sebagai perusahaan otomotif
Dia mencatat komentar pendapatan Musk baru-baru ini dengan menganggap Tesla sebagai perusahaan otomotif adalah kerangka yang salah secara fundamental. Dia meminta investor untuk mempertimbangkannya sebagai perusahaan AI atau robotika. Namun bagi DeLong, hal tersebut tidak sesuai dengan hasil kuartal pertama yang sebenarnya, karena pendapatan otomotif mencakup lebih dari 80 persen penjualan perusahaan.
“Meskipun manufaktur mobil memiliki skala ekonomi yang besar, proposisi nilainya tidak mendekati level teknologi informasi, di mana Anda dapat menulis sekali dan menjalankannya di mana saja dengan biaya marjinal nol,” tulis dia.
Namun, komentar pendapatan baru-baru ini telah meningkatkan kepercayaan banyak orang di Wall Street. Sebelumnya, banyak yang khawatir karena pertumbuhan Tesla mengalami penurunan tahun ini, yang disebabkan oleh kontroversi eksekutif dan ketidakpastian seputar permintaan kendaraan listrik.
DeLong bukanlah orang pertama yang membandingkan produsen tersebut dengan stok meme. Bulan lalu, investor Roger McNamee memperingatkan saham tersebut akan mulai diperdagangkan seperti perusahaan mobil jika pemegang saham memutuskan Musk tidak berperan penting dalam narasinya.
Senada dengan itu, legenda short-seller Jim Chanos menyebut Tesla lebih cocok sebagai saham harapan dan impian daripada saham fundamental.