Ilustrasi bullying. (Medcom.id)
Willy Haryono • 4 December 2024 19:19
Kuala Lumpur: Raja Malaysia Sultan Ibrahim Sultan Iskandar yang baru dilantik sebagai kanselir Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM), menyatakan tekadnya untuk mengakhiri budaya perundungan (bullying) dan kekerasan di institusi tersebut.
Dalam pidato saat wisuda di Kuala Lumpur World Trade Centre, pada Selasa kemarin, ia menegaskan tidak ingin namanya dikaitkan dengan UPNM jika perilaku "tidak manusiawi" itu terus berlangsung.
"Jika bullying dan kekerasan ini tetap berlanjut, jangan lagi kaitkan nama saya dengan universitas ini," tegas sang raja, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 4 November 2024.
Komentar Sultan Ibrahim muncul setelah sejumlah kasus kekerasan melibatkan taruna di UPNM menjadi sorotan. Salah satu kasus terburuk terjadi tujuh tahun lalu, saat seorang taruna angkatan laut, Zulfarhan Osman Zulkarnain, meninggal dunia akibat penganiayaan.
Pengadilan Malaysia menjatuhkan hukuman mati kepada enam mantan mahasiswa UPNM pada Juli lalu atas keterlibatan mereka dalam kasus tersebut.
Namun, kasus baru terus bermunculan. Pada Oktober lalu, seorang taruna senior, Mohd Adil Mat Awang Ghani (22), didakwa menginjak perut juniornya menggunakan sepatu berduri, yang menyebabkan patah tulang rusuk dan tulang belakang.
Kasus lain melibatkan Amirul Iskandar Norhanizan (22), yang dituduh menempelkan setrika panas ke dada juniornya, Muhammad Salman Mohd Saiful Surash (20). Amirul telah mengajukan pembelaan tidak bersalah di pengadilan pada 8 November.