Filipina dan Tiongkok Saling Tuding Terkait Konfrontasi di Laut China Selatan

Kapal penjaga pantai Filipina kerap bersitegang dengan pihak Tiongkok. Foto: PCG

Filipina dan Tiongkok Saling Tuding Terkait Konfrontasi di Laut China Selatan

Fajar Nugraha • 4 December 2024 17:13

Manila: Penjaga pantai Tiongkok dan Filipina menyampaikan versi yang saling bertentangan tentang konfrontasi maritim di sekitar beting yang diperebutkan di Laut China Selatan. Saling klaim pada Rabu 4 Desember 2024 itu menyampaikan pertikaian terbaru dalam perselisihan lama antara kedua negara tetangga tersebut.

Peristiwa ini terjadi menyusul pertikaian diplomatik pada bulan November setelah Tiongkok menarik garis dasar "teritorial perairan" di sekitar wilayah penangkapan ikan utama di Scarborough Shoal, dan menyerahkan peta laut minggu ini ke Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memuat klaimnya.

Penjaga Pantai Tiongkok mengatakan empat kapal Filipina telah berusaha memasuki perairan teritorialnya di sekitar Beting Scarborough, yang diklaim Beijing sebagai Pulau Huangyan.

“Kapal-kapal Filipina telah secara berbahaya mendekati kapal-kapal patroli penegakan hukum normal milik penjaga pantai, yang mendorong mereka untuk menjalankan kontrol atas rekan-rekan mereka,” kata Liu Dejun, juru bicara penjaga pantai, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia.

“Salah satu kapal Filipina mengabaikan peringatan berulang kali, dengan tindakan yang sangat mengancam keselamatan kapal penjaga pantai Tiongkok,” imbuh Liu.

"Kami memperingatkan Filipina untuk segera menghentikan pelanggaran, provokasi, dan propaganda, jika tidak, mereka akan bertanggung jawab atas semua konsekuensinya,” ujar Liu.

Namun Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan kapal angkatan laut dan penjaga pantai Tiongkok telah mengambil "tindakan agresif" terhadap patroli rutin yang dilakukannya dan biro perikanan.

Menurut PCG sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok menembakkan meriam air dan menyerempet kapal PCG.

“Sementara kapal-kapal Filipina menghadapi penghalang, pembayangan, dan manuver berbahaya dari kapal-kapal angkatan laut dan penjaga pantai Tiongkok,” ujar seorang juru bicara PCG.

Manila dan Beijing telah berselisih di laut tahun lalu, karena Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang telah membuat marah negara-negara tetangga yang mempermasalahkan beberapa perbatasan yang menurut mereka memotong zona ekonomi eksklusif mereka.

Pada hari Senin, Tiongkok menyerahkan peta laut kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menunjukkan klaim teritorialnya terhadap perairan di sekitar Beting Scarborough.

Pengajuan tersebut merupakan "kegiatan sah untuk mempertahankan kedaulatan teritorial (Tiongkok) serta hak dan kepentingan maritimnya," sebagai pihak dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), katanya dalam sebuah pernyataan.

Jonathan Malaya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Filipina, mengatakan, "Ini tampak seperti penguatan klaim (Tiongkok) yang tidak berdasar atas Bajo de Masinloc menyusul penyerahan garis pangkal yang mereka duga."

Ia menggunakan nama Filipina untuk kawanan itu.

Filipina dan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun merundingkan kode etik dengan Beijing untuk jalur perairan strategis tersebut, sementara sejumlah negara di blok tersebut mendesak agar kode etik tersebut didasarkan pada UNLCOS.

Tiongkok mengatakan pihaknya mendukung kode tersebut, tetapi tidak mengakui putusan arbitrase tahun 2016 yang menyatakan klaimnya terhadap sebagian besar Laut Cina Selatan tidak memiliki dasar berdasarkan UNCLOS. (Antariska)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)