Ilustrasi era digital. (Medcom.id)
Medcom • 27 February 2024 18:43
Jakarta: Perusahaan-perusahaan rintisan atau startup asal Indonesia mengaku siap berkolaborasi dengan startup negara lain demi mewujudkan potensi mereka di kancah global. Hal ini disampaikan Penasihat Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dindin Wahyudin.
"Ini merupakan cerminan komitmen kami untuk mendorong kolaborasi dan inovasi dalam lanskap digital yang terus berkembang," ujar Dindin dalam acara Startup Talks “Igniting Indonesia-Europe Collaborative Opportunities” yang digelar oleh Kemenlu RI di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, pada Selasa, 27 Februari 2024.
Menurutnya, forum Startup Talks merupakan wadah bagi para pemilik usaha atau pelaku bisnis rintisan dalam mencari peluang dan kolaborasi dengan perusahaan startup maupun investor dari Eropa.
"Acara ini mencerminkan dedikasi kami dalam mengembangkan potensi startup untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam mempererat tali silaturahmi dengan mempertemukan startup, kedutaan besar, investor korporasi multinasional, pejabat pemerintah, dan pakar investasi," jelasnya.
Dindin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi digital terlihat sangat nyata, yakni dalam konteks ASEAN nilainya bisa mencapai USD330 miliar di tahun 2025 dan USD1 triliun pada 2030.
Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai 1 triliun AS di tahun 2025. Dindin juga menyebut bahwa perusahaan startup berada di garis depan kemajuan teknologi yang bertanggung jawab menyediakan produk dan layanan inovatif yang dibutuhkan masyarakat.
"Ekosistem startup Indonesia telah mengalami perkembangan yang baik sejak tahun 2018 dan lanskapnya kini berkembang menjadi pusat inovasi yang berkembang pesat,” tutur Dindin.
Menurutnya, kerja sama itu diharapkan dapat meningkatkan kebijakan dan aktivitas geopolitik sehingga pemerintah juga akan mendapat manfaat dengan bertukar wawasan mengenai regulasi. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)