Ilustrasi. Foto Istimewa.
Husen Miftahudin • 25 October 2023 13:06
Jakarta: Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) menyampaikan, potensi pasar drone atau pesawat tanpa awak di Indonesia pada 2028 akan mencapai USD93 juta dari total USD48,6 miliar untuk potensi pasar drone dunia.
"Dengan nilai market sebesar itu seharusnya industri drone lokal mampu menguasai pasar tersebut," ucap Wakil Ketua ASTTA Asha Wadya Saelan dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 25 Oktober 2023.
Melihat potensi yang besar tersebut, produsen drone Indonesia PT Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) menggandeng Rohde & Schwarz yang merupakan perusahaan elektronik kelas dunia asal Jerman, yang berfokus pada kerja sama bisnis dan market segmen Aerospace Defense Technology (ADT), Wireless Industrial Communication (WIC), serta Industrial Component and Research (ICR).
"Penandatanganan kerja sama BETA UAS dengan Rohde & Schwarz ini memperkuat posisi Indonesia sebagai Drone Manufacturing Hub di Asia yang terpercaya dan mampu bersaing secara global," papar dia.
Baca juga: Pangkas Konsumsi BBM, Kemenperin Kebut Pengembangan Kendaraan Listrik
Dorong inovasi dan daya saing
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun terus mendukung pengembangan dan transformasi industri drone dalam negeri agar lebih inovatif, berdaya saing, dan mendunia lewat keikutsertaan dalam pameran bergengsi skala internasional, Industrial Transformation Asia-Pacific (ITAP) 2023 di Singapura.
Ajang ini, selain menunjukan kemampuan teknologi, riset, dan pengembangan industri drone di tanah air, juga membuka peluang membangun hubungan kerja sama internasional.
"Dalam mendukung transformasi digital di Indonesia,
Kemenperin terus mendukung pengembangan dan transformasi industri drone dalam negeri agar lebih inovatif, berdaya saing dan mendunia," ucap Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier.
Taufiek menjelaskan, industri drone merupakan bagian dari kelompok industri alat angkutan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal II-2021.
"Pada kuartal II tahun 2023, pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 9,66 persen. Pertumbuhan positif ini disebabkan oleh pengaruh berbagai kebijakan pemerintah yang strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0," tutur dia.
Ia juga mengemukakan, industri drone di Indonesia telah mampu mengembangkan dan memproduksi teknologi tanpa awak yang dapat dimanfaatkan di beragam sektor seperti perkebunan, militer, dan pengawasan.
"Untuk itu, kami akan mempromosikan dan mendukung kemajuan teknologi industri drone dalam negeri melalui ajang pameran dan forum di tingkat nasional maupun internasional yang diharapkan akan memperluas jaringan kerja sama dan perluasan pasar," ungkap dia.
Lebih lanjut, menurut Taufiek, industri drone perlu bertransformasi dan terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru. "Hal ini menjadi dasar kerja sama kami dengan ASTTA pada partisipasi di kegiatan
ITAP 2023 ini," imbuh Taufiek.