Usai Konvensi Demokrat, Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Trump dalam Poling

Washington: Popularitas Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris telah melonjak unggul empat poin atas mantan Presiden Donald Trump dalam jajak pendapat terbaru. Keunggulan Harris didapat setelah Konvensi Nasional Partai Demokrat minggu lalu. 

Sebuah jajak pendapat baru dari Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA mengungkapkan Harris unggul dengan dukungan 47 persen dibandingkan dengan 43 persen untuk Trump di antara pemilih Amerika.

Keunggulan tersebut tetap konsisten di antara calon pemilih. Harris berada di angka 49 persen dibandingkan Trump yang hanya 45 persen.

Faktor yang mempengaruhi Harris unggul karena jajak pendapat tersebut mengungkapkan bahwa 53 persen perempuan mendukungnya, sementara 45 persen laki-laki mendukung Trump.

Harris juga memperoleh dukungan substansial dari pemilih kulit hitam dna Latin, dengan masing-masing 73 persen dan 51 persen mendukung pencalonan. Sebaliknya, Trump mempertahankan keunggulan dominan di antara pemilih kulit putih, menerima 59 persen dari kelompok demografi.

Meningkatnya populasi Harris dalam jajak pendapat menyusul pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pencalonan karena kekhawatiran tentang usia dan ketajaman mental. Pencalonan Harris telah memberikan dorongan segar pada kampanye Demokrat, membantunya memperoleh dukungan di negara-negara bagian yang krusial dalam pemilihan.

Luzmarina Garcia, asisten profesor ilmu politik di FAU, mencatat bahwa daya tarik Harris bagi pemilih perempuan menjadi lebih jelas sejak pencalonannya. Ia juga menyoroti keberhasilan Harris dalam mendapatkan kembali keunggulan Partai Demokrat di antara pilihan minoritas.

"Harris telah secara efektif menjangkau perempuan, dan kesenjangan gender telah melebar," jelas Garcia, seperti dikutip Anadolu, Rabu 28 Agustus 2024.

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan penurunan dukungan untuk Trump di antara pemilih independen. Harris sekarang memimpin kelompok penting dengn 48 persen, sementara Trump tertinggal di 35 persen. 

Profesor FAU Dukhong Kim berpendapat bahwa pergeseran ini dapat dikaitkan dengan dampak konvensi Demokrat dan memperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut, Trump mungkin berjuang untuk mempertahankan keunggulan dalam pemilihan. (Nithania Septianingsih)