Siti Yona Hukmana • 30 November 2023 12:46
Jakarta: Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin menyampaikan pesan mengenai kecerdasan, integritas, dan moralitas jaksa. Dia tak ingin anak buah yang hanya pintar.
"Saya tidak butuh jaksa yang hanya pintar dan tidak bermoral, saya juga tidak butuh jaksa yang hanya cerdas serta tidak berintegritas. Yang saya butuhkan adalah jaksa yang cerdas, berintegritas dan bermoral," kata Burhanuddin dalam keterangan tertulis, Kamis, 30 November 2023.
Hal tersebut disampaikan di hadapan Siswa Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXX (80) Gelombang II Tahun 2023. Burhanuddin menegaskan tidak ada tempat untuk jaksa yang tak berintegritas dan tak bermoral di Korps Adhyaksa.
Di sisi lain, Jaksa Agung menjabarkan prestasi yang selama ini diraih oleh Kejaksaan sebagai institusi penegak hukum. Menurutnya, penegakan hukum dan pemberian keadilan terus terukir hingga mendapat pengakuan baik di kancah nasional maupun internasional.
"Waktu awal saya dilantik pada tahun 2019, tingkat kepercayaan publik terhadap Kejaksaan berada di angka 50,6 persen. Sedikit demi sedikit, berkat kerja keras dan kerja cerdas kita semua, indeks kepercayaan publik terus beranjak mengalami peningkatan di setiap kesempatan survei," ungkap Jaksa Agung8.
Burhanuddin mengatakan peningkatan kepuasan publik terlihat dalam hasil survei pada Juni 2023. Kejaksaan berhasil menorehkan capaian tertinggi sepanjang sejarah, yakni dengan skor 81,2 persen.
"Untuk itu, saya mengajak anak-anakku para siswa PPPJ Angkatan 80 Gelombang II mari ke depan kita terus meningkatkan atau minimal mempertahankan pencapaian ini, karena mempertahankan tentunya lebih sulit daripada meraih," imbuh Jaksa Agung.
Selanjutnya, Jaksa Agung mengibaratkan jaksa sebagai sebuah bangun ruang segi tiga yang terdiri atas dari tiga titik sudut, yakni sudut kecerdasan, sudut integritas, dan sudut moralitas. Satu sudut tak dimiliki, maka tidak akan terbangun segi tiga sempurna.
Burhanuddin mengatakan untuk menjadi jaksa yang selalu menjaga harkat, martabat dan maruah Kejaksaan, maka harus selalu memupuk kecerdasan, integritas dan moralitas. Sebab, itu menjadi satu kesatuan utuh dalam mengemban amanah sebagai seorang jaksa.
Kemudian, Jaksa Agung mengingatkan kepada para siswa PPPJ Angkatan 80 Gelombang II Tahun 2023 untuk saling menjaga satu sama lain. Menurut dia, setiap Insan Adhyaksa sudah menjadi anggota keluarga .
"Dengan saling menjaga dan merapatkan barisan, maka kita akan mampu menangkal segala bentuk serangan pihak-pihak yang berusaha melemahkan gencarnya penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan,” ujar Jaksa Agung.
Jaksa Agung juga berpesan kepada para Siswa PPPJ Angkatan 80 Gelombang II Tahun 2023 agar dapat menyerap ilmu baik kedisiplinan, perilaku, teori, maupun praktik hukum sebanyak-banyaknya. Dia juga meminta siswa tidak berhenti belajar usai lulus dari masa diklat, karena tekun belajar adalah salah satu sikap orang yang rendah hati.
"Orang yang rendah hati adalah orang yang selalu mengucap syukur dalam segala hal, dan orang yang selalu mengucap syukur dalam segala hal adalah orang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa," tutur Jaksa Agung.
Terakhir, Jaksa Agung menekankan bahwa kepintaran membuka banyak pintu, tetapi karakter membuat bertahan. Dalam membangun karakter, kata dia, dibutuhkan adab dan etika. Dia memandang banyak orang memiliki kecerdasan, tapi tidak memiliki adab dan etika, karena adab dan etika itu tidak selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan.
"Saya sebagai orang tua kalian berpesan agar kalian selalu menjaga martabat diri sebagai jaksa dan menjaga muruah institusi Kejaksaan dengan adab dan ahlak yang baik. Di atas ilmu ada adab, kepintaran harus mengikuti adab, tidak pernah mendahuluinya, dan tidak pernah menghacurkannya" tutur Jaksa Agung.
Penyampaian pesan Jaksa Agung pada Siswa PPPJ Angkatan 80 Gelombang 2 Tahun 2023 dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI Tony T. Spontana, Kepala Pusat Penerangan Hukum Ketut Sumedana, Asisten Umum Jaksa Agung Herry Hermanus Horo dan Asisten Khusus Jaksa Agung Sri Kuncoro.