Ilustrasi. Medcom.id
Media Indonesia • 26 November 2023 10:05
Pati: Jawa Tengah mulai tingkatkan kewaspadaan tinggi menghadapi banjir bandang akibat intensitas hujan yang semakin meningkat dan 16,9 ribu hektare lahan di Pegunungan Kendeng dan Muria mengalami kritis.
Pemantauan pagi ini intensitas hujan di Pantura Jawa Tengah bagian timur semakin meningkat, bencana hidrometeorologi yakni banjir bandang juga sudah melanda Kabupaten Semarang dan Kudus dalam waktu hampir bersamaan, material berupa bebatuan, tanah dan lumpur dari atas pegunungan terseret banjir bandang hingga menutup jalan antar desa di kedua daerah tersebut.
Banjir Bandang terjadi akibat guyuran hujan deras dari pegunungan ini, membuat daerah sekitar seperti Kabupaten Pati tingkatkan kewaspadaan tinggi, apalagi diketahui jumlah lahan kritis di Pegunungan Kendeng dan Muria alami kritis.
"Ada 16,9 ribu hektare lahan di dua gunung tersebut kritis," kata Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Das Bappedas Pemali Jelatun, Sinta Damayanti, Minggu, 26 November 2023.
Berdasarkan riset Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah, dalam kurun waktu 2018-2022, hampir 17 ribu hektare lahan di Gunung Kendeng dan Muria masuk Daerah Pati tersebut di antaranya masuk kategori kritis dan sangat kritis.
Penyebab kritisnya lahan di pegunungan itu, demikian Sinta Damayanti, karena aktivitas penambangan yang menjamur serta alih fungsi lahan, hal ini berdampak buruk yakni akan meningkat erosi, hilangnya lahan pertanian subur, hilangnya investasi dalam infrastruktur irigasi, kerusakan natural lanskap dan masalah lingkungan lainnya.
"Mengatasi kondisi ini kita sudah melakukan berbagai langka-langkah sepeti melakukan reboisasi dengan kembali menanam hutan," jelasnya.
Sementara Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetyo, mengatakan akibat lahan kritis di daerah ini, beberapa kali bencana banjir bandang menerjang desa yang ada di sekitar gunung Kendeng dan Muria, maka menghadapi musim penghujan ini kewaspadaan tinggi dilakukan untuk mengantisipasi bencana timbul.
Selain telah dilakukan pemetaan terhadap daerah rawan banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya, ungkap Martinus Budi Prasetyo, BPBD Pati lakukan kesiagaan dan evaluasi terhadap banjir yakni dengan menyiagakan sarana prasarana dan sumber daya manusia untuk mengantisipasi bencana yang datang sewaktu-waktu.
Pada bulan Januari-Februari mendatang, menurut Martinus Budi Prasetyo, diperkirakan merupakan puncak musim penghujan, sehingga deteksi dini dilakukan termasuk kesiagaan penuh menghadapi bencana.
"Apalagi setelah diketahui adanya lahan kritis, maka kewaspadaan ditingkatkan," ujarnya.