Pertumbuhan Kuartal IV Membaik, BI Prediksi Ekonomi RI Moncer Tahun Ini

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Pertumbuhan Kuartal IV Membaik, BI Prediksi Ekonomi RI Moncer Tahun Ini

Eko Nordiansyah • 18 December 2025 09:36

Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi menunjukkan tren perbaikan pada kuartal IV-2025, didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga serta realisasi investasi.

Ia menuturkan, perbaikan konsumsi rumah tangga didukung oleh realisasi belanja sosial pemerintah serta keyakinan masyarakat terhadap kondisi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang terus meningkat.

“Perkembangan ini mendorong meningkatnya penjualan eceran pada berbagai kelompok barang,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2025 di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis, 18 Desember 2025.

Sedangkan realisasi investasi, khususnya pada sektor nonbangunan, juga membaik akibat meningkatnya keyakinan pelaku usaha yang tercermin pada pola ekspansi Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur.

Secara sektoral, kinerja positif ditunjukkan oleh Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.

Meskipun demikian, Perry menyoroti perlunya penguatan permintaan domestik mengingat kinerja ekspor diperkirakan melambat akibat berakhirnya frontloading ekspor (upaya mempercepat pengiriman ekspor untuk menghindari dampak ketidakpastian kebijakan) ke Amerika Serikat serta penurunan permintaan dari Tiongkok dan India.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025

Secara keseluruhan, pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi 2025 berada dalam kisaran 4,7–5,5 persen. Momentum pertumbuhan tersebut diproyeksikan akan berlanjut dan meningkat menjadi 4,9–5,7 persen pada tahun depan.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tercatat positif tersebut terutama didukung oleh stabilitas harga di dalam negeri yang tetap terjaga.

Perry menyampaikan, inflasi pada November 2025 tercatat sebesar 2,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dipengaruhi oleh inflasi kelompok komoditas inti yang terjaga di level 2,36 persen yoy.

Walaupun inflasi kelompok komoditas dengan harga diatur pemerintah (administered prices) terjaga rendah di 1,58 persen (yoy), pihaknya menyoroti inflasi kelompok komoditas dengan harga bergejolak (volatile food) yang masih relatif tinggi sebesar 5,48 persen (yoy).

Ia mengatakan, tingginya inflasi volatile food tersebut terutama disumbang oleh komoditas bawang merah akibat keterbatasan pasokan karena gangguan cuaca dan kenaikan harga benih.

Meski begitu, BI optimistis inflasi volatile food dapat tetap terkendali melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) serta penguatan implementasi Program Ketahanan Pangan Nasional.

Sedangkan inflasi inti juga diperkirakan akan tetap rendah seiring ekspektasi inflasi yang terjaga dalam sasaran, kapasitas ekonomi yang masih besar, imported inflation (inflasi yang bersumber dari luar negeri) yang terkendali, serta dampak positif dari digitalisasi.

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi (secara keseluruhan) pada 2026 tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen,” ujar Perry.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)