Sosialisasi MBG di Buleleng. Istimewa
Al Abrar • 25 November 2025 14:49
Buleleng: Upaya pemerintah memperkuat kualitas gizi masyarakat kembali ditegaskan melalui Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar Badan Gizi Nasional (BGN) di Aula Banjar Anyar, Banjar Bali, Kecamatan Buleleng. Kegiatan ini menyoroti peran strategis BGN dalam menjaga standar gizi nasional sekaligus memperluas pemahaman publik terkait bahaya makanan ultra-proses.
Sosialisasi yang mengusung tema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia” ini menghadirkan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, Kabid Yankes Dinkes Buleleng Dewa Putu Merta Suteja, serta Analis Madya Promosi dan Edukasi Gizi BGN Alwin Supriyadi.
Dalam sambutan virtualnya, Charles Honoris menegaskan bahwa BGN memegang peran sentral sebagai pengawal kualitas gizi masyarakat. Ia menyebut BGN tidak hanya bertindak sebagai regulator, tetapi juga motor edukasi di tengah meningkatnya ancaman kesehatan akibat konsumsi makanan ultra-proses.
“BGN harus menjadi garda terdepan melindungi generasi muda dari ancaman makanan ultra-proses. Penyakit tidak menular seperti kanker, stroke, dan gagal ginjal meningkat karena gula, garam, dan lemak berlebih. Orang tua harus membimbing anak-anak memilih makanan sehat sesuai standar WHO,” ujar Charles.
Ia menambahkan, DPR berkomitmen memastikan kebijakan gizi berjalan efektif hingga ke lapangan. “Langkah kecil hari ini menentukan masa depan bangsa. Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh kuat dan sehat agar mampu membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid Yankes Dinkes Buleleng, Dewa Putu Merta Suteja menekankan pentingnya pemenuhan gizi sebagai langkah utama menurunkan angka stunting. Ia menjelaskan bahwa stunting dapat muncul sejak masa kehamilan hingga periode tumbuh kembang anak. “Stunting masih ada di sekitar kita. Pemahaman masyarakat tentang gizi seimbang harus terus ditingkatkan agar kasusnya dapat ditekan,” ujarnya.
Dari BGN, Alwin Supriyadi memaparkan bahwa Program MBG merupakan bagian dari strategi besar menuju Indonesia Emas 2045. Program ini menyasar peserta didik dari PAUD hingga SMA, serta kelompok non-didik seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“MBG tidak hanya memastikan kecukupan gizi, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Bahan pangan untuk SPPG dipasok dari petani, nelayan, dan peternak setempat. Koperasi dan BUMDes berperan dalam rantai pasok agar manfaat ekonomi tidak keluar daerah,” jelas Alwin.
Ia menambahkan, pembentukan dapur SPPG turut membuka lapangan kerja baru di tingkat desa melalui pemberdayaan tenaga lokal untuk kebutuhan operasional harian.
Sosialisasi MBG di Buleleng ini mempertegas sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam memperluas edukasi gizi, pemerataan akses makanan bergizi, serta peningkatan ekonomi lokal. Program ini menjadi investasi penting bagi upaya membangun generasi sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.