Kelola Risiko Trading Futures saat Investasi Kripto, Begini Caranya

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Kelola Risiko Trading Futures saat Investasi Kripto, Begini Caranya

Eko Nordiansyah • 29 November 2025 11:58

Jakarta: Trading futures dalam investasi aset kripto memungkinkan investor membuka posisi dengan nilai yang jauh lebih besar dengan menggunakan leverage. Tapi, semakin tinggi leverage yang digunakan, semakin penting juga untuk mengelola margin dengan bijak agar posisi tetap bertahan dalam berbagai kondisi pasar.

Apa itu leverage?

Dilansir dari laman Pintu, leverage adalah fitur yang memungkinkan membuka posisi lebih besar dari jumlah modal yang dipunya investor. Misalnya, dengan leverage 10x, kamu bisa membuka posisi senilai USDT 1.000 hanya dengan modal USDT 100.

Fitur ini memang bisa memperbesar potensi keuntungan, tapi juga memperbesar risiko risiko kerugian. Sedikit saja harga bergerak ke arah yang salah, posisi bisa langsung ditutup (likuidasi) kalau margin-nya tidak cukup.

Bagi yang masih pemula dan ingin mencoba trading futures dengan leverage tinggi, tidak perlu khawatir. Pahami dasar-dasarnya dengan lebih jelas agar bisa mengambil langkah yang lebih bijak ke depannya.
 



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Strategi futures trading dengan leverage tinggi

Saat melakukan trading di Pintu Futures, investor bisa mengatur leverage-mu di antar 1-25x. Artinya, investor bisa membuka posisi hingga 25 kali lebih besar dari margin yang tersedia. Menggunakan leverage tinggi memang memungkinkan trader membuka posisi jauh lebih besar dengan modal yang terbatas. 

Namun tanpa strategi yang tepat, penggunaan leverage bisa berujung pada kerugian besar. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu kamu mengelola leverage tinggi dengan lebih bertanggung jawab:

1. Tentukan margin dengan tepat

Hindari menggunakan terlalu banyak margin dalam satu posisi. Misalnya, pertimbangkan untuk mengalokasikan maksimal 5-10 persen dari total modal sebagai initial margin untuk setiap posisi guna mengelola eksposur dengan lebih efektif. Sisanya, dapat dijadikan margin untuk menahan kerugian jika terjadi kesalahan analisis.

Jika mengacu pada contoh kasus di atas, dengan hanya menggunakan initial margin dengan total sebesar USDT 50 dari account balance sebesar USDT 500, maka kamu tidak menggunakan seluruh saldo di akun.

Banyak pemula belum memahami dengan benar cara menghitung margin ketika menggunakan leverage tinggi. Akibatnya, posisi yang dibuka terlalu besar dibandingkan kapasitas modal, padahal margin yang tersedia untuk menahan pergerakan harga sangat terbatas. Salah perhitungan margin ini membuat posisi rentan terlikuidasi karena tidak ada cukup “bantalan” untuk menanggung fluktuasi pasar.

2. Selalu gunakan take-profit dan stop-loss

Dalam trading futures dengan leverage tinggi, take-profit dan stop-loss adalah langkah yang tidak boleh diabaikan. Stop-loss bantu batasi kerugian secara otomatis, sementara take-profit mengunci keuntungan sesuai target. Kebiasaan ini mendukung disiplin dan menjaga strategi trading tetap berjalan sesuai rencana, tanpa terganggu oleh emosi sesaat.

Selain itu, investor juga bisa menghitung take-profit dan stop-loss berdasarkan rasio risk-to-reward. Rasio ini berguna untuk memastikan potensi keuntungan sepadan dengan kerugian yang mungkin terjadi. Misalnya, dengan rasio 1:3, artinya setiap potensi kerugian USDT 100 harus diimbangi target keuntungan minimal USDT 300.

Selain itu, gunakan limit order saat mengeksekusi take-profit maupun stop-loss, terutama di pasar yang sangat volatil. Penggunaan limit order dapat membantu mengurangi dampak pergerakan harga terhadap eksekusi order, yang sering terjadi saat harga bergerak cepat.

3. Kelola emosi dan hindari overtrading

Trading dengan leverage tinggi membuat nilai saldo berubah sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit. Kondisi ini sering memicu tekanan emosional, mulai dari rasa takut kehilangan hingga keinginan berlebihan untuk meraih keuntungan besar. Tidak jarang, trader justru membuka posisi berulang kali tanpa pertimbangan matang, hanya karena ingin menutupi kerugian sebelumnya atau mengejar keuntungan secara impulsif.

Kebiasaan ini dikenal sebagai overtrading dan risikonya sangat besar karena bisa menguras modal dalam waktu singkat. Untuk menghindarinya, tetap berpegang pada rencana trading yang sudah dibuat, batasi jumlah posisi yang dibuka, dan berikan jeda agar pikiran tetap jernih sebelum memutuskan entry berikutnya.

4. Pilih aset dengan pertimbangan yang tepat

Tidak semua aset kripto cocok untuk trading leverage tinggi. Jika kamu masih pemula, sebaiknya pilih aset dengan ukuran kapitalisasi pasar tinggi, misalnya seperti BTC, ETH, atau SOL. Aset berkapitalisasi besar umumnya memiliki pergerakan harga yang lebih stabil, sehingga risiko likuidasi lebih mudah dikendalikan.

Selain itu, manfaatkan momentum pasar dengan memperhatikan funding rate. Funding rate yang besar, misalnya berkisar di 0,5 hingga dua persen, bisa menjadi petunjuk bahwa sentimen aset sedang kuat ke satu arah. 

Ketika funding rate bernilai negatif, artinya mayoritas trader membuka posisi short, sehingga trader yang memilih posisi long akan mendapatkan pembayaran funding. Singkatnya, funding rate negatif berarti mayoritas trader ambil posisi short, sedangkan funding rate positif artinya mayoritas trader ambil posisi long.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)