Beasiswa Antarkan 2 Siswi Berprestasi Ini Meraih Mimpi bersama Unusa

Ribuan pelajar dikukuhkan sebagai Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). (Medcom.id/Amal)

Beasiswa Antarkan 2 Siswi Berprestasi Ini Meraih Mimpi bersama Unusa

Amaluddin • 9 September 2024 18:55

Surabaya: Sebanyak 3.544 pelajar dikukuhkan sebagai mahasiswa baru (maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jawa Timur. Sebagian maba merupakan siswa berprestasi penerima beasiswa.

Di antaranya beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Afirmasi Nahdliyin, OSC Medcom, serta Beasiswa Santri Berprestasi yang difasilitasi oleh Kementerian Agama (Kemenag), bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

Salah satu penerima beasiswa adalah Siti Hidayah. Berbekal beasiswa KIP-K, ia resmi menjadi mahasiswa pada Prodi S1 Manajemen. Perempuan kelahiran Surabaya ini lahir dari pasangan Kambyah, seorang penjual soto di pinggir jalan, dan Muntamah yang hanya ibu rumah tangga biasa. Namun ia memiliki tekad kuat melanjutkan pendidikan meskipun berasal dari keluarga sederhana.

Siti percaya bahwa pendidikan adalah kunci membuka pintu kesuksesan dan memberikan harapan baru bagi masa depannya.

"Motivasi saya untuk melanjutkan studi datang dari keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai impian dan tujuan karier saya," kata Siti, usai dikukuhkan sebagai Maba Unusa, Senin, 9 September 2024.

Siti berkyakinan jika dirinya terus berusaha dan berdoa, Allah akan selalu membuka jalan dan pintu rezeki dari mana saja. Keyakinan Siti diperkuat oleh sosok almarhum BJ Habibie yang selama ini menjadi role model-nya
 

Baca juga: Unusa Kukuhkan Penerima Beasiswa OSC Medcom.id Bersama Ribuan Mahasiswa Baru

"Saya selalu mengingat kata-kata beliau: 'Keberhasilan bukan milik orang yang pintar, namun milik orang yang senantiasa berusaha.' Itu yang membuat saya terus termotivasi untuk tidak pernah berhenti berjuang, bahkan ketika menghadapi kegagalan," ungkapnya.

Meski berasal dari keluarga yang secara finansial terbatas, Siti bersyukur mendapat dukungan penuh dari orang tuanya untuk menempuh pendidikan tinggi. Bahkan Siti menyebut orang tuanya tak membatasi dirinya meraih mimpi.

"Meski pekerjaan mereka sederhana, dukungan moral yang mereka berikan sangat besar dan menguatkan saya untuk melanjutkan pendidikan," tambahnya.

Lulusan SMA Negeri 5 Surabaya ini merasa sangat beruntung karena mendapat dukungan moral dari orang tua, guru, hingga teman-temannya. "Mereka selalu menyemangati saya, meskipun saya sempat mengalami kegagalan. Dukungan mereka sangat berarti bagi saya," ungkapnya.

Siti pun berharap mampu memanfaatkan beasiswa yang telah digenggam dengan sebaik mungkin. "Saya ingin berkontribusi bagi kampus dan masyarakat. Saya ingin membanggakan kampus ini dan orang-orang yang telah mendukung saya sejak awal," tutur dia.

Selain Siti, penerima beasiswa lainnya ialah Melina Yunita. Ia diterima sebagai mahasiswa Prodi S1 Bahasa Inggris. Perempuan kelahiran Paok, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, membawa doa dari sang ayah, Marwan, yang merantau bekerja ke Kalimantan dan ibu, Murniati, yang setiap hari membantu keuangan keluarga dengan membuka warung kecil di rumah.
 
Baca juga: Perjuangan Ferna Zega, Penerima Beasiswa OSC Medcom Melawan Ketidakmungkinan Bersekolah Tinggi

"Motivasi terbesar saya tentu berasal dari orang tua. Mereka berharap salah satu anaknya bisa meraih gelar dan membawa harapan besar bagi keluarga. Meskipun mereka tidak terlalu mampu secara finansial, mereka tetap mendukung penuh saya untuk melanjutkan studi," kata Melina.

Melina bercerita, ia mendapatkan beasiswa santri berprestasi. Kondisi sulit secara finansial di keluarganya, tak menyurutkan niat Melina meraih pendidikan hingga perguruan tinggi.

"Saya berusaha sekuat tenaga untuk meraih beasiswa, karena saya tahu betapa sulitnya orang tua saya membanting tulang demi pendidikan saya. Alhamdulillah, saya mengerti keadaan keluarga dan ini yang membuat saya bertekad kuat untuk mendapatkan beasiswa," katanya.

Selain dorongan dari keluarga, lingkungan di pondok pesantren tempat Melina menempuh pendidikan juga memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat belajarnya. Tak hanya 'mondok', Melina juga mendapatkan kelas khusus bersama para pengajar di sana. "Mereka mendorong saya untuk terus maju dan meraih cita-cita saya."

"Semoga dengan beasiswa ini, saya dan teman-teman yang mendapatkannya bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Kami ingin belajar lebih giat, lulus tepat waktu, dan berkontribusi bagi masyarakat jika diperlukan. Selain itu, kami juga ingin mengharumkan nama baik kampus. Semoga di masa depan, lebih banyak lagi beasiswa seperti ini, karena masih banyak di luar sana yang ingin melanjutkan pendidikan, tetapi terkendala biaya," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)