Pasukan Pembebasan Rakyat Tiongkok melakukan seremoni pengibaran bendera. (AP)
Willy Haryono • 25 November 2023 16:00
Beijing: Militer Tiongkok mengumumkan rencana "pelatihan tempur" di area yang berbatasan dengan Myanmar pada Sabtu, 25 November 2023. Latihan ini merupakan respons Tiongkok atas meningkatnya ketidakamanan di wilayah perbatasan Myanmar.
"Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengorganisir pasukan militer untuk melakukan kegiatan pelatihan tempur mulai 25 November," kata militer Tiongkok dalam pernyataan singkat yang dirilis di platform media sosial Weibo.
Latihan tersebut "dirancang untuk menguji kemampuan manuver yang cepat, penyegelan perbatasan, dan kemampuan serangan tembakan pasukan," tambahnya, seperti dilansir dari laman La Prensa Latina.
"Pasukan di medan perang selalu siap menanggapi berbagai keadaan darurat dan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional, stabilitas perbatasan, dan keselamatan nyawa dan harta benda masyarakat," kata militer Tiongkok.
Pernyataan dari Beijing itu tidak memberikan rincian mengenai kapan latihan akan berakhir, atau berapa jumlah tentara yang akan terlibat.
Pengumuman muncul tak lama setelah konvoi truk yang membawa barang-barang dari Tiongkok ke Myanmar terbakar. Media pemerintah Myanmar, termasuk surat kabar The Global New Light of Myanmar yang dikendalikan junta militer yang berkuasa, menyebut peristiwa itu sebagai serangan pemberontak.
Duta Besar Tiongkok untuk Myanmar bertemu dengan para pejabat senior di ibu kota Naypyidaw pada Kamis lalu untuk membicarakan stabilitas di perbatasan. Pembicaraan dilakukan di tengah serangan pemberontak Myanmar terhadap junta militer. Ketidakstabilan ini membuat Tiongkok mempertanyakan komitmen Myanmar dalam menjaga keamanan perbatasan.
Baca juga: Bentrok Separatis-Junta Myanmar, Timbulkan Korban dari Pihak Tiongkok
Dalam pertemuan, Dubes Chen Hai dan delegasi yang dipimpin wakil perdana menteri dan menteri luar negeri junta Myanmar, U Than Swe, membahas "kerja sama dalam perdamaian dan stabilitas serta supremasi hukum di sepanjang wilayah perbatasan," lapor The Global New Light of Myanmar.
Sebuah serangan dilancarkan di wilayah Kokang Myanmar, yang memiliki akar etnis Tionghoa, oleh beberapa gerilyawan etnis minoritas -- beberapa memiliki hubungan dengan Tiongkok – dan milisi pro-demokrasi pada 27 Oktober. Serangan itu diberi nama Operasi 1027.
Para pemberontak sejak saat itu mengklaim telah mengambil wilayah dari tentara Myanmar – Tatmadaw – di timur laut, tengah dan barat laut Myanmar yang berbatasan dengan Tiongkok dan India.
Tiongkok dan Myanmar berbagi perbatasan sepanjang 2.129 kilometer, dan meski Beijing meningkatkan pengaruhnya di negara tersebut setelah kudeta pada Februari 2021 ketika junta merebut kekuasaan di Myanmar, hubungannya dengan militer sangatlah rumit.
Beberapa gerilyawan – termasuk mereka yang terlibat dalam operasi ini – memiliki sejarah panjang hubungan etnis, ekonomi dan militer dengan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Beijing telah mengirim pejabat senior ke Myanmar dalam beberapa pekan terakhir dan mendesak pengurangan eskalasi kekerasan.