Tensi Laut Merah Hambat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Asia

Ekonomi Asia. Foto: Unsplash.

Tensi Laut Merah Hambat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Asia

Arif Wicaksono • 10 March 2024 18:05

Jakarta: Menurut Economist Intelligence Unit (EIU), Kawasan Asia dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan kembalinya inflasi seiring meningkatnya kekerasan di Laut Merah yang mengganggu pengiriman barang dengan mitra dagang di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Gangguan rantai pasokan dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Asia sebanyak 0,5 poin persentase pada tahun ini. Selain itu, konflik di Laut Merah bisa menambah hingga 0,4 poin persentase tingkat inflasi.
 

baca juga:

Menakar Dampak Perang di Laut Merah


 “Mengingat tahun lalu ekspor Asia telah terpukul oleh lemahnya permintaan Barat, serangan baru-baru ini akan semakin membebani berbagai negara yang bergantung pada ekspor, khususnya di Asia Tenggara, di mana perdagangan peti kemas hampir runtuh,” tulis laporan tersebut, mengutip Indonesia, Thailand dan Malaysia termasuk negara yang paling rentan terhadap konflik di Laut Merah sebagaimana dikutip dari Business Times, Minggu, 10 Maret 2024.

Laporan EIU memaparkan sebagian besar kawasan juga akan terkena dampak tidak langsung melalui lonjakan biaya pengiriman, terutama negara-negara yang bergantung pada impor pangan seperti negara-negara kepulauan Pasifik, Selandia Baru, India, dan Pakistan.

 “Inflasi yang lebih tinggi dapat membuat bank sentral di negara-negara seperti Filipina, Australia dan India berada dalam situasi yang lebih sulit dalam mencari peluang untuk memulai pelonggaran moneter,” kata EIU.

gangguan pengiriman

Gangguan pengiriman yang berlarut-larut juga dapat mendorong produsen untuk mencari opsi yang lebih dekat dengan pasar pengguna akhir mereka, dibandingkan memanfaatkan Kawasan Asia.

Berdasarkan perkiraan EIU, pengiriman dari barat laut Eropa kini membutuhkan waktu 56 hari untuk mencapai Malaysia dan Singapura dari 32 hari sebelum serangan Houthi dimulai pada November. Untuk Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan diperpanjang menjadi 55 hari dari 42 hari.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)