PKL Teras Malioboro 2 Cemas Jelang Relokasi

Yogyakarta: Pedagang Teras Malioboro 2 merasa tak dimanusiakan dalam hampir setiap kebijakan pemerintah, termasuk relokasi. Mereka mencemaskan masa depan perekonomian yang terancam.

Perwakilan PKL Teras Malioboro, Supriyati mengatakan tak ada transparansi dari pemerintah yang menjadi pengambil kebijakan reloksi. Selama ini, ia mengatakan tidak ada komunikasi dua arah secara khusus membahas relokasi. 

"Yang ada hanya undangan soliasisasi tanpa ada komunikasi dua arah, membahas bagaimana relokasi dan nantinya seperti apa," kata Supriyati, Kamis, 2 Januari 2024. 

Supriyati mengatakan para pedagang sudah disodori dokumen persetujuan relokasi dan diminta tanda tangan. Selain itu, banyak eks PKL Malioboro itu yang telah diundang UPT Malioboro untuk mengambil undian pembagian lapak. 

"Herannya, lokasi tempat relokasi itu belum siap, misalnya di Ketandan. Tidak ada pembahasan bagaimana konsepnya, tata letaknya berjualannya bagaimana," jelasnya.

Ia mengatakan pedagang yang sudah berusia lanjut merasa cemas dalam situasi itu. Para pedagang lanjut usia yang tidak tanda tangan persetujuan terancam putus pendapatannya. 

"Kami merasa tidak dimanusiakan oleh pemerintah," ungkapnya.

Pendamping pedagang Teras Malioboro dari LBH Yogyakarta, M. Raka Ramadan mengatakan para pedagang sudah belasan kali berdemonstrasi menuntut keterbukaan dan kejelasan program pemerintah tersebut. Namun, berulang kali upaya itu dilakukan tak pernah membuahkan hasil. 

"Ini menjadi bentuk kegagalan pemerintah dan menata Malioboro dan kawasan sumbu filosofi. PKL ini entitas yang melekat puluhan tahun dan menyatu di lokasi tersebut," ujarnya. 

Kepala UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto, mengatakan tehapan rencana relokasi sudah masuk pengundian pembagian lapak para pedagang. Ia mengatakan rencana proses pemindahan para pedagang Teras Malioboro 2 ke kawasan Ketandan dan Beskalan yakni pada 1 hingga 14 Januari 2025. 

Rencananya sekitar 900-an pedagang Teras Malioboro 2 sebanyak 70 persen ditempatkan di kawasan Ketandan dan sisanya di area Beskalan. Saat ini para pedagang masih berdagang di Teras Malioboro 2. 

"(Pemerintah) sudah disiapkan semua fasilitasnya termasuk rak ataupun gantungan di lapak dan itu gratis," bebernya.