Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 11 October 2023 13:37
Beijing: Tiongkok mengumumkan proyek infrastruktur dalam program belt and road yang mereka miliki telah menghasilkan kontrak sebesar USD2 triliun di seluruh dunia. Angka ini setara dengan jumlah kontrak yang dihasilkan oleh beberapa negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Melansir The Business Times, Rabu, 11 Oktober 2023, buku putih dari Dewan Negara Tiongkok juga mengatakan negara-negara yang berpartisipasi dalam inisiatif ini berutang lebih dari USD300 miliar kepada Bank Ekspor-Impor Tiongkok (Eximbank), angka yang menurut seorang pakar mungkin terlalu kecil namun menunjukkan besarnya utang yang ditimbulkan dalam inisiatif infrastruktur global.
Tiongkok telah menggelontorkan dana sebesar USD1 triliun untuk proyek-proyek di seluruh dunia. Ini merupakan sebuah proyek geopolitik yang menentukan bagi Presiden Xi Jinping. Namun para kritikus telah lama menuduh Tiongkok memikat negara-negara berpendapatan rendah ke dalam perangkap utang dengan menawarkan pinjaman dalam jumlah besar dan tidak terjangkau.
Beijing mengatakan nilai kontrak konstruksi yang ditandatangani dengan mitranya kini berjumlah USD2 triliun, kira-kira setara dengan perekonomian Rusia atau Kanada. Dan omzet sebenarnya dari kontraktor Tiongkok mencapai USD1,3 triliun.
Ia menambahkan saldo pinjaman untuk proyek-proyek ini dari Eximbank, kreditur utama, berjumlah 2,2 triliun yuan. Jumlah tersebut mencakup lebih dari 130 negara peserta dan mendorong lebih dari USD400 miliar investasi dan lebih dari USD2 triliun transaksi perdagangan menurut Buku Putih, yang menunjukkan rata-rata utang per negara sebesar USD2,4 miliar.
Makalah ini tidak merinci negara mana saja yang paling banyak berhutang, maupun jenis suku bunga yang harus mereka bayarkan. Seorang pakar berpendapat bahwa angka tersebut, meskipun besar, kemungkinan besar diremehkan.
Peneliti non-residen di Global China Hub di Atlantic Council Niva Yau mengatakan ada makalah penelitian akademis lain yang mengatakan mungkin ada utang tersembunyi yang jumlahnya mencapai USD800 miliar.
"Kami tidak memiliki informasi mengenai proyek-proyek ini dan bagaimana angka-angka ini bertambah," jelas dia.