Ilustrasi/Medcom.id
Media Indonesia • 14 November 2023 12:36
Jabar: Memasuki musim penghujan, potensi bencana di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar) mesti diantisipasi. Sebab, di wilayah setempat terdapat dataran rendah dan pegunungan cukup tinggi.
Potensi bencana yang perlu diantisipasi mulai dari banjir, banjir bandang, longsor, hingga gempa bumi. Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Bandung Cakra Amiyana mengatakan untuk antisipasi dan mitigasi bencana, pihaknya menggelar apel siaga yang diikuti berbagai intansi dan dipimpin langsung oleh penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin.
"Dalam rangka antisipsi bencana hidrometeologi, artinya bahwa kita harus bersiap menghadapi musim penghujan, yang sudah terasa saat ini dan harus diwaspadai adanya bahya bencana, baik itu banjir maupun longsor," ujar Cakra, Selasa, 14 November 2023.
Menurut Cakra, pihaknya teah melakukan konsolidasi internal di lingkup Pemkab Bandung, dengan jajaran Forkopimda dan juga jajaran dari provinsi, di bawah kordinasi dan arahan dari BPBD Provinsi. Sehingga nanti masyarakat siap, melaksanakan baik itu mitigasi maupun penanggulangan bencana, pada saat musim hujan yang diperkirakan akan mengalami kenaikan pada bulan Januari sampai Maret 2024.
"Bencana yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bandung, yakni longsor kemudian banjir. Dan yang juga harus kita waspadai banjir bandang, jangan sampai terjadi dan kita sudah menyiapkan beberapa alat di lapangan, guna memantau situasi terkini, baik itu melalui BMKG atau alat yang kami miliki," lanjutnya.
Cakra mengatakan wilayah yang memiliki potensi bencana yang tinggi, seperti banjir di Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Majalaya.
"Kalau longsor itu ada di beberapa daerah di pegunungan, begitu angin ada perbukitan dan di wilayah Ciwidey, itu yang mesti diwaspadai. Memang di Kabupaten Bandung terdapat dataran rendah seperti Dayeuhkolot, Baleendah. Adapaun dataran tinggi perbukitan dan pegunungan, seperti di Ciwidey, Pangalengan, Kertasari dan Cimenyan," bebernya.
Sementara itu, BMKG Bandung memprediksi terkait dinamika atmosfer terkini 14 hingga 15 November 2023. Di Bandung Raya ada beberapa pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yang bisa menyebabkan hujan disertai angin kencang dan kilat.
Selain itu, kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Jabar relatif lembap, yakni 45-95 persen labilitas atmosfer pada skala lokal berada pada kategori labil sedang sampai kuat di wilayah Jabar termasuk Bandung Raya.
"Wilayah Bandung Raya berada di akhir peralihan dari musim kemarau ke penghujan, dengan ditandai pertumbuhan awan-awan rendah yang bisa tumbuh menjadi awan-awan konvektif signifikan. Dan berpotensi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat, yang bisa disertai kilat dalam skala lokal dan durasi singkat," kata Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu.
Menurut Rahayu, wilayah Bandung Raya diprediksi akan memasuki musim hujan di dasarian II sampai dasarian III November 2023. Dan puncak musim hujan wilayah Bandung raya diperkirakan pada Februari sampai Maret 2024 dengan sifat hujan normal-bawah. Cuaca dari pagi sampai siang umumnya cerah berawan, antara siang sampai sore menjelang malam umumnya berawan berpotensi hujan ringan sampai sedang.
Malam dan dini harinya diprediksi umumnya berawan. Prakiraan malam dan dini hari umumnya berawan sampai hujan ringan.
"Masyarakat dihimbau agar waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca esktrem, seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, dalam skala lokal berdurasi singkat. Angin kencang, angin puting beliung dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya," ucap dia.